Mediasiutama, Tenggarong – UMKM berbasis digital yang menjual handuk bordir premium kini tengah mendapat perhatian besar di Samarinda. Annissa Mustika Ayu, pendiri dari usaha ini, mengungkapkan bagaimana dirinya berhasil menemukan peluang usaha yang unik di tengah pasar yang kompetitif. Usaha yang dimulai dari ketidakpastian pekerjaan kini telah berkembang menjadi usaha yang memiliki ciri khas, yaitu handuk bordir berkualitas premium dengan harga yang terjangkau.
“Awalnya, saya tidak punya pekerjaan tetap, jadi saya mencari peluang bisnis yang belum banyak ada di Samarinda. Setelah berdiskusi dengan teman, kami sepakat untuk mencoba menjual handuk bordir couple,” cerita Annissa mengenai awal mula usahanya.
Keputusan ini diambil setelah melihat celah pasar yang belum banyak digarap di wilayah Samarinda. Handuk bordir couple pun menjadi pilihan yang tepat karena belum ada yang memasarkan produk serupa di daerah tersebut.
Annissa menjelaskan bahwa kualitas produk adalah hal yang membedakan produknya dari kompetitor. Salah satu keunggulan utama produk handuk bordir ini adalah harga yang lebih terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas.
“Kami menggunakan handuk yang sudah diproduksi oleh pabrik dan terbukti kualitasnya, sehingga pelanggan bisa mendapatkan handuk dengan bahan premium, bahkan dengan harga yang lebih murah dibandingkan produk serupa di pasaran,” ungkapnya.
Selain itu, produk ini juga memiliki keunggulan dalam hal ongkos kirim. Karena usaha ini berlokasi di Samarinda, biaya pengiriman produk lebih efisien dan lebih murah, membuat produk handuk bordir ini semakin menarik bagi konsumen di luar daerah.
Demi menjangkau lebih banyak pelanggan, Annissa memanfaatkan media sosial, terutama Instagram, untuk memasarkan produk-produknya.
“Kami belum memiliki toko offline. Semua pemasaran kami melalui Instagram. Dengan cara ini, kami bisa langsung berinteraksi dengan konsumen dan memperkenalkan produk lebih luas,” jelasnya.
Keputusan untuk tidak membuka toko fisik ini membuatnya lebih fleksibel dalam mengelola usaha serta lebih fokus pada strategi pemasaran digital yang lebih efektif.
Annissa mengakui bahwa perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Namun, ia tetap optimistis untuk terus mengembangkan usahanya.
“Saya berharap meskipun perjalanan ini penuh tantangan, usaha kami bisa tetap bertahan dan berkembang. Harapan kami adalah agar bisnis kecil ini bisa memberi dampak positif, tidak hanya untuk diri kami, tapi juga bagi pelaku usaha lainnya di sekitar kami,” ujarnya.
Dengan fokus pada kualitas produk dan pemasaran yang memanfaatkan teknologi digital, Annissa berharap usaha ini akan terus berkembang dan dapat membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat serta pelaku usaha UMKM lainnya.
Melalui kisah ini, Annissa membuktikan bahwa dengan semangat dan strategi yang tepat, sebuah usaha kecil yang dimulai dari nol pun bisa meraih kesuksesan, bahkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan persaingan pasar digital.
Adv/UMKM KUKAR