October 6, 2025


Mediasiutama, Kukar – Kutai Kartanegara (Kukar) memanfaatkan momentum Hari Ulang Tahun ke-50 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai panggung untuk memperkuat posisi budaya lokal melalui seni pertunjukan yang digelar pada 19–20 April 2025 di Jakarta.

Penampilan Kukar dalam perayaan bertema “50 Tahun Suparnanusantara” menjadi langkah diplomasi budaya yang strategis, menyampaikan identitas kedaerahan melalui pertunjukan dua tarian khas, yakni Tari Topeng Keraton dari Kesultanan Kutai dan Tari Enggang yang berasal dari tradisi Dayak.

Kehadiran Kukar diundang secara resmi oleh Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama dengan Kabupaten Berau, untuk mewakili daerah dalam menampilkan kekayaan seni budaya pada skala nasional.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ivan Ahmad, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pelibatan daerah dalam promosi budaya lintas wilayah.

“Kami diminta membawa pertunjukan budaya, dan Kukar memilih dua tarian yang mencerminkan jati diri lokal kami, yaitu Tari Keraton dan Tari Enggang,” kata Ivan saat dihubungi media.

Sebanyak delapan delegasi dari Kukar ikut serta, terdiri dari lima penari Tari Enggang yang berasal dari Yayasan Gubang, dua penari Tari Keraton, dan satu orang pendamping teknis untuk mengawal proses penampilan selama dua hari acara berlangsung.

Menurut Ivan, pengenalan budaya melalui pertunjukan langsung ini memberi ruang ekspresi yang efektif dalam membentuk citra Kukar sebagai daerah yang kaya akan nilai-nilai tradisional yang masih hidup hingga kini.

“Budaya adalah pintu masuk yang baik untuk memperkenalkan Kukar secara halus, tapi berkesan, karena seni bisa menyentuh siapa saja tanpa harus banyak bicara,” terangnya dengan yakin.

Lebih lanjut, Ivan menyebut bahwa Tari Keraton memiliki akar sejarah kuat dari Kesultanan Kutai Kartanegara, sedangkan Tari Enggang menjadi representasi spiritual dan penghormatan terhadap alam menurut kepercayaan Dayak.

“Keduanya kami tampilkan bukan hanya karena indah, tapi karena punya pesan yang mewakili identitas Kukar di masa lalu dan sekarang,” ujarnya menegaskan.

Ivan berharap pengalaman tampil di TMII dapat mendorong lebih banyak pelaku seni daerah terlibat dalam panggung nasional sehingga pelestarian budaya tidak hanya berhenti di tingkat lokal.

“Kami ingin seniman Kukar percaya diri membawa budayanya keluar, dan TMII jadi awal yang baik untuk itu,” katanya menambahkan harapan.

Partisipasi Kukar dalam ajang seperti ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang membentuk branding pariwisata berbasis budaya, dengan menjadikan seni sebagai media yang merangkul banyak lapisan masyarakat.

“Jika budaya terus dipromosikan secara konsisten, Kukar bisa jadi pusat referensi budaya Kalimantan Timur di tingkat nasional bahkan internasional,” tutup Ivan.

Adv/Dispar Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *