October 6, 2025


Mediasiutama, Kukar – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memaksimalkan program Dokter ke Desa sebagai strategi utama menekan angka stunting dan meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak.

Program ini menjadi prioritas pemerintah daerah dalam menghadirkan pelayanan kesehatan berkualitas langsung ke masyarakat desa, terutama yang jauh dari fasilitas kesehatan lengkap.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kukar, Kusnandar, menyatakan bahwa pihaknya telah menugaskan dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk memberikan pelayanan di sejumlah puskesmas desa.

“Kami melibatkan dokter spesialis kandungan dan kebidanan di tingkat desa untuk memantau kondisi ibu hamil dan mendeteksi risiko sejak dini,” kata Kusnandar belum lama ini.

Langkah ini diambil untuk memperkecil potensi komplikasi kehamilan sekaligus memperbaiki kualitas tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan.

Menurut Kusnandar, Dinkes Kukar juga mempertimbangkan penempatan dokter spesialis anak di desa-desa yang menunjukkan angka stunting cukup tinggi berdasarkan laporan data lapangan.

“Jika di suatu wilayah ditemukan prevalensi stunting yang tinggi, maka kami akan memprioritaskan pengiriman dokter spesialis anak,” jelasnya.

Namun, ia menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak dilakukan secara sembarangan. Penempatan dokter spesialis akan melalui kajian mendalam berdasarkan data dan kondisi riil di lapangan.

“Kalau hanya ditemukan kasus gizi kurang atau gizi buruk biasa, belum tentu langsung memerlukan spesialis anak. Semua harus sesuai dengan kebutuhan faktual,” ujarnya menambahkan.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis data penting untuk memastikan efektivitas program dan penggunaan tenaga medis yang efisien.

“Kami harus pastikan bahwa dokter yang ditugaskan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat setempat, tidak sekadar hadir tanpa solusi,” tegas Kusnandar.

Dengan pendekatan ini, Dinkes Kukar berharap intervensi gizi dan layanan kesehatan dasar di pedesaan bisa dilakukan secara lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

Kusnandar menyampaikan bahwa salah satu kendala utama dalam penanganan stunting adalah minimnya deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan dan perkembangan anak.

“Sering kali, permasalahan tidak terpantau sejak awal karena keterbatasan layanan kesehatan di desa. Itulah kenapa kehadiran dokter spesialis ini sangat penting,” ujarnya.

Program Dokter ke Desa juga diintegrasikan dengan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, tentang pentingnya pola makan bergizi, pemeriksaan rutin, dan pengasuhan anak yang sehat.

Selain itu, para dokter yang diturunkan tidak hanya memberi layanan klinis, tetapi juga melakukan pelatihan singkat kepada tenaga kesehatan lokal agar intervensi bisa berlanjut setelah dokter kembali.

“Transfer pengetahuan kepada bidan dan perawat di desa sangat penting agar layanan tetap berjalan meski dokter spesialis tidak selalu ada,” kata Kusnandar menjelaskan.

Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan lintas sektor, termasuk pemerintah desa, kader posyandu, dan tokoh masyarakat dalam mendukung kampanye cegah stunting.

“Program ini tidak bisa berdiri sendiri. Perlu dukungan semua pihak agar hasilnya optimal,” tegasnya.

Dinkes Kukar berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan program Dokter ke Desa agar sejalan dengan kebutuhan nyata di lapangan dan memberi dampak nyata terhadap penurunan stunting.

“Dengan penguatan layanan dari hulu ke hilir, kami optimistis target penurunan stunting bisa tercapai,” pungkas Kusnandar.

Upaya berkelanjutan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan sejak kehamilan hingga usia balita.

Adv/Diskominfo Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *