October 22, 2025


Mediasiutama, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah menyiapkan langkah besar untuk memajukan seni pertunjukan lokal agar mampu bersaing di tingkat nasional. Melalui Dinas Pariwisata (Dispar), strategi baru pun digagas: memanfaatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai landasan penguatan industri seni daerah.

Langkah ini diinisiasi oleh Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dispar Kukar yang mulai mengarahkan para pelaku seni untuk memahami pentingnya perlindungan hukum terhadap karya mereka. Tujuannya jelas: menjadikan seni pertunjukan sebagai aset legal dan komersial yang bisa dikembangkan di pasar wisata.

“Kami ingin para seniman Kukar punya posisi yang kuat. Karya mereka bukan hanya untuk panggung lokal, tapi bisa dijual dan dipromosikan secara profesional,” kata Kepala Bidang Ekraf Dispar Kukar, Zikri, pada 28 April 2028.

Menurutnya, pendekatan berbasis HAKI ini sangat penting untuk menghindari pembajakan, memperkuat kepemilikan, dan membuka jalan ke industri kreatif yang lebih luas. Karya yang terlindungi hukum akan lebih mudah masuk dalam sistem promosi dan distribusi di level nasional maupun internasional.

Dispar Kukar juga memandang seni pertunjukan sebagai konten utama yang dapat memperkuat daya tarik pariwisata. Karena itu, pendekatan HAKI juga disertai program edukasi, pelatihan, dan fasilitasi pendaftaran hak cipta.

“HAKI ini ibarat tiket masuk ke pasar budaya. Tanpa legalitas, karya kita bisa diambil siapa saja dan tidak punya nilai ekonomi,” ujar Zikri.

Tak hanya perlindungan hukum, Dispar juga merancang skema pemasaran terpadu. Karya-karya seni pertunjukan akan dibungkus dalam paket budaya yang bisa ditawarkan ke berbagai destinasi wisata unggulan di luar Kukar.

Zikri menegaskan bahwa pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah daerah di luar Kalimantan Timur untuk menjadikan seni pertunjukan Kukar sebagai bagian dari konten wisata mereka.

“Kami ingin karya anak-anak daerah ini tampil di banyak panggung, tidak hanya di Kukar. Mereka harus jadi wajah budaya Kukar di luar,” tegasnya.

Pelatihan bagi para pelaku seni mencakup aspek teknis seperti cara mendaftarkan HAKI, manajemen hak cipta, hingga strategi pemasaran digital. Seniman diajarkan cara mengelola karya secara mandiri dan berorientasi bisnis, agar tidak lagi bergantung pada panggilan pentas tradisional saja.

Dengan pendekatan ini, Dispar Kukar berharap seni pertunjukan tidak hanya dilihat sebagai kegiatan musiman atau pelengkap acara seremonial, melainkan sebagai aset ekonomi kreatif yang bisa menciptakan lapangan kerja dan mendatangkan pemasukan daerah.

“Kami ingin seni menjadi ruang yang menjanjikan, tidak hanya emosional tapi juga profesional,” tambah Zikri.

Ia menegaskan bahwa program ini akan berjalan berkelanjutan sebagai bagian dari investasi jangka panjang membangun identitas dan reputasi Kukar sebagai sentra budaya kreatif.

“Seni pertunjukan kita punya kekuatan narasi, punya karakter. Dengan perlindungan hukum dan strategi yang tepat, ia bisa menjadi duta budaya yang membawa Kukar ke panggung nasional,” pungkasnya.

Adv/Dispar Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *