
Mediasiutama, Kukar — Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, menjadi rujukan pelatihan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular yang digelar di Balai Pertemuan Umum desa pada Rabu (11/6/2025), melibatkan pelaku ekonomi desa se-Kalimantan Timur.
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan wawasan peserta mengenai pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
Pelatihan diselenggarakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkolaborasi dengan Kementerian Desa serta lembaga pelatihan terkait. Hadir sebagai narasumber, Kurnia dari DJPK Kemenkeu, Parjo dari Kemendes, dan Taufik Cahyo S. dari Balai Diklat Keuangan Balikpapan, dengan moderator Rendy Armayasa dari DJPK Kemenkeu.
Kepala Desa Batuah, Abd Rasyid, langsung menyambut para peserta yang terdiri atas kepala desa dan Direktur BUMDes dari berbagai daerah di Kaltim.
“Terima kasih atas kepercayaan memilih Desa Batuah sebagai tempat berbagi pengalaman tentang pengelolaan sampah,” ucapnya dalam sambutan.
Rasyid menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan perkara mudah, melainkan membutuhkan komitmen dan kerja sama banyak pihak.
“Kami juga menghadapi berbagai tantangan di lapangan, namun terus berusaha mencari solusi terbaik,” tambahnya.
Sebagai pemenang Pekan Inovasi Desa tingkat Kabupaten Kukar tahun 2022, Rasyid memaparkan upaya desanya dalam mendukung operasional Bank Sampah.
“Kami alokasikan dana, bermitra dengan pihak ketiga, dan memperjuangkan pembangunan Bank Sampah ke Pemkab,” jelasnya.
Ia juga berbagi strategi mendorong keterlibatan warga dalam memilah sampah, antara lain dengan membentuk RT percontohan.
“Jika ada contoh yang berhasil, warga lain biasanya akan ikut termotivasi,” ujarnya optimis.
Dalam sesi pemaparan, Nurdin selaku Direktur Bank Sampah Batuah dan pengelola Rumah Berkah Limbah Kreatif Batuah (RBLKB), menjelaskan berbagai jenis sampah rumah tangga dan usaha.
“Jika tidak dikelola dengan baik, sampah bisa mencemari lingkungan dan memicu berbagai masalah kesehatan,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan yang tepat dapat mengubah sampah menjadi peluang usaha berbasis daur ulang kreatif.
“Kami sudah menghasilkan produk seperti tas, kursi, tempat tisu, hingga aneka kerajinan dari limbah plastik,” katanya.
Menurut Nurdin, kunci keberhasilan ada pada kesadaran warga untuk memilah sampah sejak dari rumah.
“Melalui RBLKB, kami memberdayakan warga agar bisa mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah,” jelasnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat memotivasi desa-desa lain untuk menerapkan ekonomi sirkular yang ramah lingkungan sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
Adv/Diskominfo Kukar

