
Mediasiutama.com, Kutai Kartanegara – Sejarah baru tercipta di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan digelarnya Pekan Paralympic Pelajar Kabupaten (Peparpekab) 2025, yang resmi dibuka pada Jumat (25/7/2025) di Gedung Beladiri Dispora Kukar, Kompleks Stadion Aji Imbut. Untuk pertama kalinya, pelajar disabilitas di Kukar mendapatkan panggung eksklusif untuk menampilkan bakat dan semangat juang mereka melalui ajang olahraga kompetitif yang inklusif.
Acara ini diresmikan oleh Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kukar, Muhammad Bisyron, yang menyebut Peparpekab sebagai langkah monumental dalam pembinaan atlet difabel usia pelajar di Kukar. “Ini adalah langkah besar bagi NPCI Kukar. Setelah ini, kita juga akan mempersiapkan atlet menuju Peparprov dan Bupernas di akhir tahun,” ujar Bisyron penuh optimisme.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai pihak yang menunjukkan dukungan nyata terhadap penyelenggaraan ajang ini, termasuk Forkopimcam, Staf Ahli Bupati Bidang Administrasi Umum Heldiansyah, perwakilan Kejari, Disdikbud Kukar, Disdikbud Kaltim Wilayah III, PMI, Dinkes, Dispora, Disdikpar, serta lembaga olahraga seperti KONI, SOIna, KORMI, Bapopsi dan para kepala SLB se-Kukar.
Ketua panitia, Suwandi, menjelaskan bahwa Peparpekab 2025 berlangsung selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Juli, dengan dua cabang olahraga yang dipertandingkan, yakni boccia dan atletik. Boccia, yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas fisik seperti cerebral palsy, berlangsung di Gedung Beladiri. Sementara cabang atletik yang mencakup lari 100 dan 200 meter, lempar cakram, serta lempar lembing, digelar di Stadion Aji Imbut.
Sebanyak 22 medali diperebutkan oleh lima satuan pendidikan khusus: SLB Negeri Tenggarong, SLB Harapan Insani Loa Duri, SLB Kutai Kartanegara Panji, SKH Bina Insan Mandiri Loa Ipuh, dan SKB Inklusi Tenggarong Seberang. Hadiah senilai total Rp106 juta disediakan oleh panitia, bersumber dari APBD Kukar 2025 melalui DPA Dispora.
Robert Mangunsidi, guru pendamping dari Yayasan Cahaya Kasih Bunda, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini yang dinilainya sebagai bentuk dukungan nyata terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. “Kadang-kadang semangat mereka justru lebih besar dari anak-anak reguler. Yang mereka butuhkan adalah ruang untuk tumbuh dan dibimbing tanpa dikasihani,” katanya.
Lebih jauh, Suwandi menegaskan pentingnya menjangkau lebih banyak sekolah reguler yang memiliki siswa berkebutuhan khusus. Tujuannya adalah untuk memperluas partisipasi dan membuka mata masyarakat bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk berprestasi.
“Kami ingin menyampaikan bahwa anak-anak disabilitas tidak untuk disembunyikan atau dikucilkan. Mereka punya hak yang sama untuk maju dan berkontribusi, baik melalui olahraga, seni, maupun bidang lainnya,” ujarnya.
Peparpekab 2025 bukan hanya sekadar kompetisi olahraga, tetapi juga simbol semangat inklusi, penghargaan atas keberagaman, dan komitmen Kukar dalam memberi ruang yang adil bagi semua anak untuk tumbuh dan bersinar. (Yuliana W)