August 19, 2025

Mediasiutama.com, Tenggarong – Dalam momentum bersejarah peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Lapas Kelas II/A Tenggarong menggelar acara pemberian remisi khusus, Minggu (17/8/2025). Sebanyak enam warga binaan menerima pengurangan masa pidana sebagai bentuk penghargaan atas sikap disiplin, kesungguhan, dan keberhasilan mereka mengikuti program pembinaan di dalam lapas.

Acara yang berlangsung pukul 12.30 WITA tersebut dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar. Kehadiran para pejabat ini menjadi bukti dukungan nyata pemerintah daerah terhadap proses pembinaan yang berjalan di balik jeruji besi.

Kalapas Tenggarong Suparman dalam laporannya menyampaikan, jumlah warga binaan saat ini mencapai 1.511 orang atau mengalami overkapasitas hingga 363 persen. Meski demikian, pihaknya terus memaksimalkan program pembinaan melalui pesantren Taubatan Nasuha, pelatihan seni, keterampilan, hingga kerajinan tangan.

“Remisi ini menjadi hadiah dari pemerintah kepada narapidana yang telah memenuhi syarat administratif dan substantif, sekaligus motivasi agar terus berperilaku baik,” ujarnya.

Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menyampaikan apresiasi atas berbagai upaya pembinaan yang telah berjalan di Lapas Tenggarong. Menurutnya, pembinaan kini tidak hanya terbatas pada pendidikan keagamaan, tetapi juga merambah sektor pertanian hingga UMKM.

“Harapan kita, warga binaan yang bebas nantinya bisa lebih produktif, berdaya, dan diandalkan kembali di masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga menekankan, momentum HUT ke-80 RI harus menjadi semangat baru bagi seluruh pihak, baik warga binaan maupun petugas lapas, untuk terus memperkuat komitmen dalam mencetak generasi yang lebih baik.

Usai acara, bupati bersama jajaran turut meninjau stan kerajinan warga binaan dan bahkan memborong sejumlah hasil karya sebagai bentuk dukungan terhadap geliat ekonomi kreatif di dalam lapas.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan pemberian remisi secara simbolis, doa bersama, dan sesi foto. Lebih dari sekadar seremoni, momen ini menjadi pengingat bahwa setiap warga binaan berhak mendapat kesempatan kedua, sekaligus bukti bahwa pembinaan yang dijalankan mampu melahirkan karya, harapan, serta jalan baru untuk kembali berkontribusi positif bagi masyarakat. (Yuliana W)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *