
Mediasiutama, TENGGARONG – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara menegaskan bahwa tantangan utama pengelolaan sampah kini bukan lagi tentang jumlah armada. Fokus utama diarahkan pada kesiapan layanan, tenaga kerja, dan sistem tata kelola yang lebih efisien serta terencana.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kukar, Irawan, mengungkapkan bahwa jumlah armada pengangkut saat ini sudah relatif mencukupi untuk melayani kebutuhan di 20 kecamatan. Namun, efektivitas pengelolaan sangat bergantung pada kinerja di lapangan dan dukungan operasional yang memadai.
“Kalau dihitung-hitung sebenarnya sangat mencukupi. Tinggal bagaimana menyiapkan layanan, menyiapkan personel, manajemen, dan dukungan operasional lainnya,” jelasnya di Tenggarong, belum lama ini.
Menurut Irawan, kondisi pengelolaan sampah di Kukar kini lebih stabil dibandingkan satu setengah tahun lalu. Sebelumnya, keterbatasan armada dan lemahnya sistem kerja menyebabkan penumpukan sampah di sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS), bahkan hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa proses yang sesuai standar.
Ia menuturkan bahwa dalam satu tahun terakhir, DLHK Kukar telah melakukan berbagai langkah perbaikan secara bertahap. Perbaikan tersebut mencakup peningkatan jumlah armada, perbaikan sistem manajemen, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang persampahan.
“Dulu kondisinya masih banyak kekurangan, sehingga ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Itu akan terus dilakukan secara bertahap,” ujarnya menegaskan.
DLHK Kukar juga berkomitmen melanjutkan reformasi dalam sistem pengelolaan sampah agar lebih terintegrasi dan efektif. Langkah ini mencakup peningkatan koordinasi antarunit, perbaikan sistem penjadwalan pengangkutan, serta peningkatan kualitas layanan di setiap kecamatan.
Selain itu, perhatian juga diberikan pada peningkatan kapasitas petugas dan perawatan armada agar kegiatan operasional berjalan tanpa kendala. Dengan begitu, setiap truk dan petugas yang bertugas di lapangan dapat bekerja maksimal sesuai kebutuhan wilayah masing-masing.
Irawan menambahkan bahwa penyelesaian persoalan sampah tidak bisa hanya bergantung pada ketersediaan kendaraan. Diperlukan sinergi seluruh elemen pendukung, mulai dari pengemudi dan petugas lapangan hingga tim manajerial dan sistem pendanaan yang berkelanjutan.
“Persoalan sampah bukan hanya soal kendaraan, tapi juga bagaimana seluruh elemen pendukungnya bekerja efektif. Itu yang sekarang kami dorong,” tutupnya dengan optimistis.
Melalui langkah-langkah tersebut, DLHK Kukar berharap sistem persampahan di daerah semakin tertata. Upaya ini juga diharapkan dapat menciptakan pola kerja yang efisien, menekan penumpukan sampah, serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat Kutai Kartanegara.
Adv/DLHK kukar

