
Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Di tengah meningkatnya persoalan sampah plastik yang kian mengkhawatirkan, warga Kelurahan Jahab, Kecamatan Tenggarong, menemukan cara kreatif untuk menanganinya. Melalui Bank Sampah Etam Idaman, mereka berupaya mengubah tumpukan plastik bekas menjadi karya bernilai ekonomi dan ramah lingkungan.
Masalah sampah plastik telah menjadi isu serius di Indonesia. Berdasarkan data World Economic Forum, Indonesia bahkan menempati urutan kedua sebagai negara penghasil sampah plastik terbanyak di dunia setelah Tiongkok. Kondisi ini bukan hanya mengancam lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Melihat persoalan itu, sekelompok warga di Kelurahan Jahab memilih bertindak nyata. Mereka menginisiasi pemanfaatan limbah plastik menjadi barang-barang berguna dan bernilai jual. Ide ini dipelopori oleh Bank Sampah Etam Idaman yang kini menjadi wadah warga untuk berinovasi dalam pengelolaan sampah.
Ketua Bank Sampah Etam Idaman, Srie Lestari, mengatakan plastik, terutama jenis kantong kresek, membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai di alam. Hal itulah yang mendorong pihaknya mencari cara agar limbah tersebut bisa dimanfaatkan secara kreatif.
“Jadi kami berinisiatif untuk membuat bunga hias,” ujarnya saat ditemui di Jahab, Kamis (2/10/2025).
Menurut Srie, bunga hias dari plastik bekas kini menjadi produk unggulan kelompoknya. Selain bernilai estetika, produk tersebut juga membawa pesan penting bahwa limbah plastik dapat disulap menjadi karya yang bermanfaat, bukan hanya menjadi tumpukan sampah yang merusak lingkungan.
Namun, upaya mereka tidak berhenti di situ. Bank Sampah Etam Idaman berencana mengembangkan inovasi lanjutan berupa papan plastik daur ulang yang bisa diolah menjadi berbagai jenis perabot rumah tangga.
“Lembaran-lembaran itu bisa jadi meja, bisa jadi kursi,” jelas Srie sembari menunjukkan contoh hasil rancangan yang sedang mereka kembangkan. Ia berharap gagasan ini dapat membuka peluang baru bagi pengelolaan limbah plastik dalam skala yang lebih luas.
Srie menegaskan, langkah pengolahan plastik secara kreatif bukan hanya bentuk kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat sekitar. Dengan mengolah plastik menjadi produk bernilai, warga bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus merusak alam.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa masih banyak kendala dalam mewujudkan ide tersebut. Hambatan utama terletak pada keterbatasan alat produksi, kemampuan teknis, serta akses pasar untuk memasarkan hasil olahan daur ulang.
“Kalau ada dukungan dari pemerintah atau pihak swasta, kami yakin ide ini bisa berkembang lebih besar lagi. Selain mengurangi sampah plastik, ini juga bisa jadi peluang usaha bagi warga,” tambahnya.
Bank Sampah Etam Idaman kini menjadi contoh kecil bagaimana masyarakat mampu berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Dari tumpukan sampah plastik yang tak terpakai, lahir gagasan dan inovasi yang memberi harapan baru bagi masa depan pengelolaan limbah di Kutai Kartanegara.
Gerakan sederhana ini membuktikan bahwa persoalan besar seperti krisis sampah plastik dapat dihadapi melalui langkah kecil yang konsisten, kolaboratif, dan bernilai ekonomi. Dengan semangat gotong royong, warga Jahab berhasil menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bisa sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Adv/DLHK kukar

