
Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kelurahan Loa Tebu terus berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah melalui Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) Sumber Rejeki. Namun, berbagai keterbatasan fasilitas dan sarana membuat pengelola belum dapat bekerja secara optimal. Untuk itu, Lurah Loa Tebu, Rahimudin, berharap adanya perhatian serius dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) serta Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menurut Rahimudin, dukungan dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar TPS 3R Sumber Rejeki dapat berkembang menjadi pusat pengelolaan sampah berkelanjutan di tingkat kelurahan. Bentuk bantuan yang diharapkan mencakup penyediaan peralatan pendukung, pelatihan bagi pengelola, hingga bahan operasional yang dapat menunjang kegiatan daur ulang.
“Kami berharap ada bantuan nyata dari DLHK dan Pemkab Kutai Kartanegara agar pengelolaan sampah di TPS 3R Sumber Rejeki semakin efektif dan berkelanjutan,” ujar Rahimudin belum lama ini.
Ia menjelaskan, saat ini pengelola TPS 3R masih menghadapi sejumlah kendala teknis, seperti keterbatasan alat produksi untuk kegiatan daur ulang dan minimnya armada pengangkutan. Kondisi ini membuat proses pengelolaan berjalan lambat, padahal potensi untuk mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis cukup besar di Loa Tebu.
Rahimudin menilai, perhatian dari DLHK dan Pemkab tidak hanya penting untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat di lapangan. Pelatihan dan pendampingan teknis dinilai mampu memberikan pengetahuan baru bagi pengelola dalam mengelola sampah secara efisien dan inovatif.
“Dengan adanya pelatihan dan pendampingan, petugas TPS 3R bisa memahami teknik pengolahan yang lebih baik, sekaligus menambah kemampuan mereka untuk menciptakan produk hasil daur ulang yang bernilai jual,” jelasnya.
Selain peralatan dan pelatihan, Rahimudin juga berharap adanya bantuan berupa bahan pendukung seperti bahan bakar, wadah pemilahan, serta fasilitas untuk penyimpanan hasil daur ulang. Semua itu, katanya, sangat dibutuhkan agar aktivitas TPS 3R dapat berjalan lancar setiap hari.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan TPS 3R Sumber Rejeki dalam mengelola sampah tidak hanya berdampak bagi kebersihan lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan warga sekitar. Sampah yang diolah menjadi bahan bangunan atau produk daur ulang berpotensi membuka peluang usaha baru di tingkat lokal.
“Kalau pengelolaan sampah berjalan baik, manfaatnya akan dirasakan langsung masyarakat. Lingkungan jadi bersih, ekonomi warga juga ikut tumbuh,” tutur Rahimudin.
Dengan semangat kolaborasi, ia berharap DLHK dan Pemkab Kutai Kartanegara dapat menjadikan TPS 3R Sumber Rejeki sebagai contoh kelurahan yang berhasil mengelola sampah secara mandiri. Dukungan pemerintah dianggap menjadi kunci utama untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di wilayah Loa Tebu.
Adv/DLHK kukar

