November 5, 2025


Mediasiutama, Kukar – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara (Kukar) mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga, khususnya minyak jelantah. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi potensi pencemaran dan membuka peluang ekonomi baru bagi warga.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kukar, Irawan, mengatakan minyak jelantah yang selama ini dianggap limbah berbahaya justru bisa diolah menjadi produk bermanfaat seperti lilin hias dan sabun cuci. Inovasi ini sudah mulai dikembangkan oleh kelompok masyarakat binaan DLHK di beberapa wilayah.

“Salah satu contohnya adalah lilin dari minyak jelantah. Produk ini sudah banyak dimanfaatkan sebagai souvenir pernikahan maupun acara seremonial lainnya,” ujar Irawan saat ditemui di Tenggarong belum lama ini.

Ia menuturkan, pengolahan minyak jelantah menjadi produk bernilai ekonomis merupakan bagian dari upaya DLHK untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap konsep ekonomi sirkular. Dengan demikian, sampah tidak lagi dianggap sebagai beban lingkungan, melainkan sumber daya yang bisa menghasilkan keuntungan.

Menurut Irawan, DLHK Kukar berencana menampilkan berbagai produk hasil olahan minyak jelantah dan limbah rumah tangga lainnya pada kegiatan bersama PKK dan Dharma Wanita yang akan digelar 30 September 2025 mendatang. Pameran tersebut akan menjadi ajang berbagi ide dan inspirasi antar pelaku daur ulang kreatif.

“Kami ingin masyarakat melihat langsung bahwa pengelolaan limbah seperti minyak jelantah bisa menciptakan peluang usaha baru. Ini bisa jadi tambahan penghasilan, terutama bagi ibu rumah tangga,” tuturnya.

Selain mengurangi pencemaran air akibat pembuangan minyak jelantah ke saluran rumah tangga, upaya ini juga diharapkan dapat memperkuat budaya daur ulang di tingkat keluarga. DLHK Kukar terus memberikan pendampingan dan pelatihan kepada kelompok masyarakat yang tertarik mengembangkan produk berbahan limbah.

Meski demikian, Irawan mengakui bahwa kesadaran masyarakat untuk mengumpulkan dan mengolah minyak jelantah masih tergolong rendah. Banyak warga yang belum memahami dampak pencemaran dari limbah tersebut terhadap kualitas air tanah dan ekosistem.

“Tantangannya ada pada perubahan pola pikir. Kita perlu terus mengedukasi masyarakat bahwa minyak jelantah bisa berbahaya jika dibuang sembarangan, tapi sangat bermanfaat bila dikelola,” jelasnya.

DLHK Kukar, lanjutnya, akan memperluas program edukasi melalui sekolah dan kelompok masyarakat, termasuk menggandeng pelaku UMKM untuk memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku produk kreatif. Ia berharap gerakan ini dapat menjadi bagian dari upaya besar mewujudkan Kukar yang bersih dan berkelanjutan.

“Tidak mungkin tanpa hambatan, tapi ini harus dijawab dengan langkah berkelanjutan, pendampingan, dan mengubah pola pikir masyarakat,” pungkas Irawan.

Adv/DLHK kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *