November 5, 2025


Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Gerakan “Kutai Kartanegara Menuju Indonesia Bersih 2029” tidak hanya sekadar ajakan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menekankan pentingnya inovasi ekonomi sirkular sebagai solusi pengelolaan sampah berkelanjutan. Dalam deklarasi yang digelar di Waduk Panji Sukarame, Kecamatan Tenggarong, pada Sabtu (11/10/2025), warga Kukar menegaskan komitmen untuk mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai ekonomi.

Pada poin keempat deklarasi tersebut, masyarakat secara tegas mendorong pengembangan ekonomi sirkular melalui berbagai inovasi, di antaranya pengolahan sampah plastik menjadi batako dan pemanfaatan sampah organik sebagai pakan maggot. Langkah ini diyakini dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah, yang selama ini dianggap limbah tidak berguna, menjadi aset produktif yang memberi manfaat ekonomi dan lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara, Slamet Hadiraharjo, menyampaikan bahwa inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam mengembangkan pengelolaan sampah berbasis nilai tambah. Menurutnya, sampah yang dikelola dengan baik bukan sekadar masalah kebersihan, tetapi dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.

“Dengan pendekatan ekonomi sirkular, kita tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi dari sesuatu yang sebelumnya dibuang begitu saja,” ujarnya.

Slamet menjelaskan, melalui inovasi seperti pengolahan plastik menjadi batako, masyarakat dapat menghasilkan produk ramah lingkungan yang memiliki daya jual tinggi. Sementara itu, sampah organik yang diolah menjadi pakan maggot mampu mendukung sektor peternakan dan budidaya ikan secara berkelanjutan.

“Model seperti ini perlu dikembangkan di tingkat kelurahan dan desa agar masyarakat bisa melihat langsung manfaatnya. Dengan begitu, partisipasi mereka dalam mengelola sampah akan semakin meningkat,” tambahnya.

Ia menegaskan, DLHK Kutai Kartanegara terus berupaya memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kelompok penggerak lingkungan, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan. Kolaborasi tersebut diharapkan mempercepat penerapan teknologi tepat guna yang mampu mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi.

Slamet juga menilai, pendekatan ekonomi sirkular dapat membantu mengurangi tekanan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang selama ini menjadi beban utama pengelolaan sampah. Dengan semakin banyaknya inovasi pengolahan di tingkat masyarakat, jumlah sampah yang dikirim ke TPA dapat ditekan secara signifikan.

“Kalau setiap wilayah punya program pengolahan sendiri, beban TPA pasti berkurang. Kita bisa wujudkan Kukar yang lebih bersih, produktif, dan mandiri dalam mengelola sampah,” katanya.

Selain mendorong inovasi pengolahan, DLHK Kukar juga menyiapkan pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat agar mampu mengelola sampah secara kreatif dan berdaya guna. Upaya ini sejalan dengan semangat gerakan menuju Indonesia Bersih 2029 yang menitikberatkan pada perubahan pola pikir masyarakat terhadap sampah.

“Gerakan ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi tentang bagaimana kita mengubah sampah menjadi peluang. Dengan semangat gotong royong, kita bisa menjadikan Kukar pelopor ekonomi sirkular di Kalimantan Timur,” tutup Slamet optimistis.

Adv/DLHK kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *