
Mediasiutama.com, TENGGARONG – Setelah prosesi Sultan menyisik lembu, upacara adat Erau berlanjut dengan ritual sedekah naga yang melibatkan partisipasi tamu undangan dan masyarakat. Dalam tradisi ini, setiap orang melempar uang koin ke Tambak Karang, yaitu media berbentuk lukisan naga dari butiran beras berwarna yang telah disiapkan. Ritual ini melambangkan sedekah, doa kesejahteraan, serta kebersamaan seluruh lapisan masyarakat.
Para ahli budaya menyebut sedekah naga sebagai contoh nyata inklusivitas tradisi di Kutai Kartanegara. Tidak hanya keluarga Kesultanan, masyarakat umum pun diberi kesempatan berperan aktif dalam ritual sakral ini. Hal ini mencerminkan nilai gotong-royong, solidaritas sosial, dan kepedulian terhadap sesama yang telah diwariskan turun-temurun.
Di sisi lain, tradisi sedekah naga juga berfungsi sebagai media edukasi budaya bagi generasi muda dan wisatawan. Dengan keterlibatan langsung, para peserta tidak hanya menjadi penonton tetapi juga merasakan pengalaman spiritual dan sosial khas Erau.
Pemerintah daerah menilai sedekah naga sebagai aset budaya tak ternilai yang mampu memperkuat pariwisata berbasis adat. Tradisi ini menunjukkan bagaimana budaya lokal masih hidup, berkembang, dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern Kutai Kartanegara. (Yuliana W)