October 6, 2025

Mediasiutama.com, TENGGARONG – Di balik kemegahan upacara adat Erau, terdapat sebuah pusaka sakral yang menjadi pusat perhatian sekaligus simbol spiritual Kesultanan Kutai Kartanegara, yaitu Gong Raden Galuh. Benda bersejarah ini tidak hanya sekadar instrumen musik tradisional, melainkan sarana ritual yang sarat makna religius dan budaya, khususnya dalam prosesi Bepelas yang dipimpin langsung oleh Sultan di Museum Mulawarman, Tenggarong, Kutai Kartanegara, minggu 28/09/2025.

Gong Raden Galuh saat ini disimpan dengan penuh kehormatan di Museum Mulawarman, tepatnya di Ruang Kelambu Kuning di Tenggarong. Keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, sekaligus mengingatkan masyarakat akan panjangnya sejarah Kesultanan Kutai yang dikenal sebagai kerajaan tertua di Nusantara.

Dalam upacara Bepelas, yang merupakan bagian penting dari rangkaian Erau, Sultan Kutai berjalan dengan khidmat menuju Gong Raden Galuh. Di tangannya, Sultan menggenggam tali Juwita yang terikat pada tiang suci Ayu Sangkoh Piatu. Prosesi ini bukan sekadar simbolis, melainkan doa dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar kekuatan, keselamatan, dan kesejahteraan senantiasa menyertai Sultan, keluarga kerajaan, dan rakyat Kutai Kartanegara.

Ritual yang dijalankan turun-temurun ini selalu berhasil menyedot perhatian ribuan masyarakat dan tamu kehormatan. Setiap dentang gong yang ditabuh dalam suasana hening, menghadirkan nuansa sakral yang sulit tergantikan oleh pertunjukan budaya manapun. Tidak heran, setiap perayaan Erau, ruang di sekitar Museum Mulawarman selalu dipadati pengunjung yang ingin menyaksikan momen bersejarah tersebut.

Gong Raden Galuh tidak hanya merepresentasikan warisan benda, tetapi juga identitas kultural dan kekuatan spiritual Kutai. Melalui keberadaannya, generasi muda diingatkan akan pentingnya menjaga tradisi dan memahami filosofi di balik ritual kerajaan.

Dengan demikian, Gong Raden Galuh bukan hanya peninggalan masa lalu, melainkan jembatan yang menghubungkan sejarah, budaya, dan spiritualitas masyarakat Kutai Kartanegara hingga hari ini. (Yuliana W)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *