November 5, 2025


Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Setiap hari, TPS3R Barokah di Loa Kulu menangani sekitar 1,3 ton sampah melalui proses pembakaran sebagai langkah sementara menekan timbunan yang belum bisa seluruhnya didaur ulang. Langkah ini dilakukan di area khusus terpisah dari lokasi pengumpulan utama sehingga tidak mengganggu aktivitas warga.

Proses pengelolaan diawali dengan pemilahan material seperti plastik, kertas, dan sisa rumah tangga untuk menentukan mana yang masih bisa didaur ulang dan mana yang harus dimusnahkan. Sistem ini menjadi strategi penting untuk mengurangi volume sampah yang harus dibakar.

Ketua TPS3R Barokah, Muhammad Fadli, menjelaskan bahwa keterbatasan sarana dan teknologi menjadi kendala utama dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.

“Dalam sehari, sampah yang kami bakar sekitar 1,3 ton. Itu sudah melalui proses pemilahan. Tapi karena kapasitas pengolahan masih terbatas, sebagian tetap harus dimusnahkan,” ujar Fadli.

Ia menambahkan bahwa pembakaran bukanlah solusi ideal, tetapi terpaksa dilakukan demi menjaga kebersihan dan mengurangi risiko penumpukan sampah yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan lingkungan.

“Kami sangat berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk menyediakan sarana pengolahan modern yang lebih ramah lingkungan,” imbuh Fadli.

Menurut Fadli, dukungan teknologi seperti mesin pirolisis atau insinerator ramah lingkungan dapat membuat proses pengelolaan sampah lebih efisien, mengurangi polusi udara, dan meningkatkan kapasitas pengolahan secara signifikan.

Sementara itu, warga sekitar mengapresiasi keberadaan TPS3R Barokah karena telah membantu menjaga lingkungan tetap bersih. Mereka merasa lebih nyaman dan aman dari tumpukan sampah yang menimbulkan bau dan risiko kesehatan.

Namun, warga juga berharap pengelolaan sampah di Loa Kulu bisa bertransformasi menuju sistem yang lebih modern dan ramah lingkungan, sehingga pembakaran tidak lagi menjadi kegiatan rutin.

Fadli menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

“Kalau semua pihak terlibat, pengelolaan sampah tidak hanya berhenti di pemilahan dan pembakaran, tapi bisa menjadi gerakan berkelanjutan yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” tutupnya.

Dengan pendekatan kolaboratif dan dukungan teknologi, TPS3R Barokah berpotensi menjadi model pengelolaan sampah yang dapat direplikasi di wilayah lain, mengubah persoalan sampah menjadi peluang menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

Adv/DLHK kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *