
Mediasiutama.com, TENGGARONG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat dan komunitas seni, termasuk dari luar daerah seperti Samarinda, yang datang ke Tenggarong untuk mengikuti dan menyaksikan kegiatan pekan kebudayaan,(11/10) Pukul 20:30 Titik Nol Tenggarong Kutai Kartanegara.
Menurut perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, kegiatan kebudayaan bukan hanya milik daerah, tetapi menjadi ruang ekspresi yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kebudayaan itu milik semua orang, bukan eksklusif. Siapapun boleh menampilkan karya selama menghormati nilai-nilai budaya lokal,” ujar Puji Utomo, S.H (Kabid Kebudayaan Kab. Kukar).
Ia menyinggung anggapan sebagian pihak dari Samarinda yang menyebut tidak adanya ruang ekspresi kebudayaan di daerah mereka.
Menanggapi hal tersebut, pihak dinas menyatakan setiap daerah memiliki identitas budaya masing-masing. Namun, Tenggarong memiliki keistimewaan karena masih menyimpan jejak kuat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang menjadi akar terbentuknya karakter budaya lokal.
Jejak itu masih terlihat dari keberadaan museum, makam raja, hingga keturunan kesultanan yang masih menjaga adat istiadat.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar juga menegaskan bahwa pemerintah daerah mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan serupa di kota lain, termasuk Samarinda, selama tetap mengangkat nilai-nilai kearifan lokal.
“Budaya bukan hanya ditampilkan, tetapi dipahami dan dihargai. Generasi muda harus sadar bahwa tanpa mereka, budaya itu bisa hilang,” Ujar Erwan Riyadi, S.E., M.Si (Pembina Gerakan Literasi Kukar).
Sebagai bentuk persiapan untuk agenda budaya ke-24 mendatang, dinas telah merancang sejumlah kegiatan edukatif, seperti workshop film, lomba menyanyi berbahasa Kutai, hingga pemutaran karya pelajar SMP.
Program ini menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran budaya sejak usia dini. “Ruang ekspresi tidak boleh berhenti di panggung. Harus ada transfer pengetahuan agar budaya tidak hanya jadi tontonan, tapi juga jadi tuntunan,” tutupnya.(Yuliana W)