
Mediasiutama, Kukar – Kiprah Bank Sampah Mandiri (BSM) Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, menarik perhatian para aktivis lingkungan dari luar negeri. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa gerakan pengelolaan sampah di tingkat desa mampu menginspirasi dunia.
Kunjungan dua aktivis lingkungan asal Jerman dan Spanyol belum lama ini menjadi momen penting bagi BSM Suka Maju. Mereka datang untuk melihat secara langsung sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang diterapkan di desa tersebut.
Ketua Bank Sampah Mandiri, Yayuk Setiahati, menjelaskan bahwa kunjungan tersebut bukan hanya bentuk dukungan moral, tetapi juga pengakuan terhadap keberhasilan warga Suka Maju dalam mengubah sampah menjadi sumber daya ekonomi.
“Kami kedatangan aktivis dari Jerman, Carolina, dan dari Spanyol, Sabrina. Mereka tertarik melihat bagaimana sistem kami bekerja,” jelas Yayuk belum lama ini.
Kedatangan dua aktivis luar negeri itu menjadi dorongan semangat bagi para pengurus BSM dan masyarakat setempat. Menurut Yayuk, perhatian dunia terhadap BSM Suka Maju menunjukkan bahwa inisiatif kecil dari desa bisa memberikan dampak besar bagi isu global seperti pengelolaan sampah plastik dan ekonomi sirkular.
Yayuk menuturkan, sistem pengelolaan yang diterapkan di BSM Suka Maju mencakup proses pemilahan, penimbangan, hingga pengolahan sampah menjadi produk bernilai jual. Tidak hanya itu, warga juga diajarkan pentingnya menabung sampah untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
“Kami selalu mengajak semuanya untuk tidak takut bermain dengan sampah. Slogan kami adalah lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah,” tegasnya dengan semangat.
Menurut Yayuk, banyak masyarakat yang awalnya ragu kini mulai melihat potensi besar di balik kegiatan pengelolaan sampah. Melalui pelatihan dan pendampingan yang rutin dilakukan, warga semakin memahami nilai ekonomi dari limbah rumah tangga.
Selain menjadi pusat edukasi lingkungan bagi masyarakat sekitar, BSM Suka Maju juga berperan penting dalam menekan volume sampah plastik yang selama ini menjadi masalah di daerah pedesaan. Yayuk menyebut, berbagai produk hasil daur ulang seperti paving blok plastik dan pot bunga kini mulai diminati masyarakat.
Kunjungan para aktivis asing itu juga diharapkan membuka peluang kerja sama lintas negara di bidang pengelolaan sampah berkelanjutan. Yayuk menilai, kolaborasi semacam ini penting untuk memperkuat jejaring dan mempercepat penyebaran praktik baik ke daerah lain.
Ia berharap, pemerintah daerah dan sektor swasta ikut mendukung gerakan bank sampah agar manfaatnya semakin luas. Baginya, apresiasi dari luar negeri hanyalah permulaan, sedangkan tantangan sesungguhnya adalah menjaga semangat masyarakat untuk terus konsisten dalam mengelola sampah secara mandiri.
Dengan semangat gotong royong dan kesadaran lingkungan yang tinggi, BSM Suka Maju kini menjadi contoh nyata bagaimana langkah sederhana masyarakat desa dapat menggema hingga ke tingkat global.
Adv/DLHK kukar

