November 5, 2025


Mediasiutama, Kukar – Bank Sampah Mandiri (BSM) Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, terus menunjukkan peran nyata dalam mengatasi persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak berdiri pada 2018, BSM kini telah memiliki 365 nasabah aktif yang rutin menabung sampah setiap bulan.

Pengelolaan bank sampah ini bukan hanya sebatas mengumpulkan dan memilah limbah plastik, tetapi juga mengubahnya menjadi nilai ekonomi melalui sistem tabungan sampah. Menariknya, hasil tabungan tersebut akan ditukar menjadi sembako setiap bulan Ramadan.

Ketua Bank Sampah Mandiri Suka Maju, Yayuk Setiahati, mengatakan bahwa program ini lahir dari semangat masyarakat untuk mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

“Alhamdulillah, dengan adanya bank sampah, kami menabung sampah sejak 2018 sampai hari ini. Setiap Ramadan, tabungan itu bisa ditukar dengan sembako atau kebutuhan lain sesuai kesepakatan nasabah,” jelas Yayuk belum lama ini.

Ia menuturkan, sistem yang diterapkan di BSM Suka Maju memiliki aturan unik. Apabila nilai sampah yang ditabung tidak mencukupi untuk memperoleh sembako, kekurangannya tidak dapat dibayar dengan uang, melainkan dengan tambahan sampah.

“Kalau nilai tabungan kurang, kekurangannya tidak boleh dibayar dengan uang. Setelah lebaran kan banyak sampah, jadi dibayar lagi dengan sampah,” tambahnya.

Selain menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memilah dan mengelola sampah, sistem ini juga mengajarkan nilai kedisiplinan serta kebersamaan. Setiap menjelang bulan Ramadan, BSM Suka Maju sibuk menyiapkan pembagian sembako kepada para nasabahnya.

“Menjelang Ramadan, dua minggu sebelum puasa kami sibuk berbelanja sembako untuk dibagikan kepada para nasabah. Sekarang nasabah kami sudah mencapai 365 orang,” tutur Yayuk.

Keberhasilan ini membuat BSM Suka Maju mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan yang turut membantu dalam pengembangan fasilitas dan program edukasi. Tidak hanya itu, kiprah mereka juga menarik perhatian dunia internasional.

“Baru-baru ini kami kedatangan aktivis lingkungan dari Jerman, Carolina, dan dari Spanyol, Sabrina. Mereka tertarik melihat bagaimana sistem kami bekerja,” ujar Yayuk bangga.

Kunjungan dua aktivis asing tersebut menjadi bukti bahwa upaya warga Suka Maju dalam mengelola sampah telah diapresiasi dunia. Melalui pendekatan sederhana berbasis gotong royong, BSM berhasil membuktikan bahwa sampah bisa menjadi sumber penghidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Yayuk juga berharap semakin banyak masyarakat yang berani dan peduli terhadap pengelolaan sampah. Ia menegaskan bahwa di balik tumpukan sampah, tersimpan peluang ekonomi besar yang dapat membantu perekonomian keluarga jika dikelola dengan baik.

“Kami selalu mengajak semuanya untuk tidak takut bermain dengan sampah. Slogan kami adalah lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Yayuk mengungkapkan bahwa BSM Suka Maju saat ini juga mengembangkan inovasi pengolahan plastik menjadi paving blok. Menurutnya, apabila penggunaan paving blok berbahan limbah plastik diterapkan secara luas di Indonesia, maka persoalan sampah plastik bisa diselesaikan dengan tuntas.

“Kalau Indonesia, terutama di Kutai Kartanegara, bisa memakai paving blok dari limbah plastik, semua plastik akan bersih dan tuntas, tidak lagi menjadi momok,” ujarnya optimistis.

Kini, keberadaan BSM Suka Maju bukan hanya memberi manfaat bagi lingkungan, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat desa bisa berdaya melalui pengelolaan sampah. Dengan semangat kebersamaan dan kesadaran ekologis yang terus tumbuh, BSM Suka Maju telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di desa.

Adv/DLHK kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *