
Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Upaya menjaga kualitas sumber daya air di Kutai Kartanegara semakin diperkuat melalui pemantauan rutin oleh Tim Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK). Tim ini menempatkan titik pengambilan sampel secara strategis dari hulu hingga hilir, mulai dari Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Kota Bangun, Sebulu, Muara Kaman, hingga kawasan pesisir seperti Muara Badak dan Marangkayu.
Tim DLHK memilih lokasi-lokasi tersebut untuk mewakili kondisi nyata sungai di berbagai wilayah, sehingga hasil pengujian dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang kualitas air yang ada. Setiap titik pengambilan sampel memiliki karakteristik berbeda, yang dipengaruhi aktivitas pertambangan, industri, dan lingkungan sekitar.
Tim analis turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengujian awal secara in-situ, mengukur parameter penting seperti pH, Total Dissolved Solid (TDS), dan suhu air. Proses ini memastikan data awal dapat diperoleh secara cepat dan akurat, sebelum sampel dibawa ke laboratorium untuk analisis lanjutan.
“Setiap lokasi dipilih dengan tujuan untuk mendapatkan data yang representatif, sehingga kualitas air dapat dinilai dari hulu hingga hilir,” jelas Abdul Rokhim, Kepala UPTD Laboratorium DLHK Kukar, di Tenggarong beluma lama ini.
Di laboratorium, sampel diuji dengan metode terakreditasi, mencakup parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Dissolved Oxygen (DO). Seluruh pengujian mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan regulasi baku mutu air yang berlaku.
Rokhim menambahkan, hasil pengujian tidak bisa digeneralisasi karena setiap titik sungai memiliki komposisi air berbeda. Penilaian kualitas air dilakukan menggunakan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), sesuai ketentuan Permen LHK Nomor 27 Tahun 2021 dan turunan dari PP Nomor 22 Tahun 2021.
“Dari proses ini kita bisa mengetahui status mutu air, apakah baik, sedang, atau ringan. Hasilnya bervariasi sesuai parameter yang diukur di setiap titik,” kata Rokhim.
Pemantauan ini tidak hanya membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan pengelolaan sumber daya air, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Hasil pengujian yang akurat menjadi dasar perencanaan pengelolaan air yang ramah lingkungan dan mitigasi risiko pencemaran di wilayah yang terdampak aktivitas industri.
Dengan kerja keras Tim DLHK, diharapkan kualitas air di Kukar dapat terjaga secara berkelanjutan, sehingga sumber daya vital ini tetap aman bagi masyarakat, ekosistem, dan kegiatan ekonomi setempat.
Adv/DLHK kukar

