Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Hasil pengujian kualitas air Sungai Mahakam oleh Tim Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar menunjukkan variasi yang signifikan di setiap titik pengambilan sampel. Hal ini disebabkan setiap lokasi memiliki komposisi air berbeda, sehingga tidak bisa digeneralisasi untuk seluruh aliran sungai.
Kepala UPTD Laboratorium DLHK Kukar, Abdul Rokhim, menjelaskan bahwa setiap titik sungai memiliki karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, lingkungan sekitar, serta aliran dan kontur sungai. Oleh karena itu, pemantauan harus dilakukan secara spesifik di berbagai titik untuk mendapatkan gambaran kualitas air yang akurat.
“Setiap titik pengambilan sampel memberikan data berbeda. Inilah sebabnya hasil pengujian tidak bisa digeneralisasi, karena setiap lokasi memiliki kondisi unik,” ungkap Rokhim di Tenggarong belum lama ini.
Penilaian kualitas air dilakukan menggunakan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), sesuai ketentuan Permen LHK Nomor 27 Tahun 2021 dan turunan dari PP Nomor 22 Tahun 2021. Sistem ini membantu mengklasifikasikan status mutu air, apakah baik, sedang, atau ringan, berdasarkan parameter yang telah diukur.
Rokhim menambahkan, penggunaan IKLH memungkinkan pemerintah dan masyarakat memahami kondisi sungai secara lebih menyeluruh, sekaligus menjadi dasar pengambilan kebijakan pengelolaan air dan mitigasi risiko pencemaran.
“IKLH memberikan gambaran objektif mengenai kualitas air di Sungai Mahakam. Dengan data ini, langkah-langkah perlindungan lingkungan bisa lebih tepat sasaran,” ujar Rokhim.
Dengan pemantauan rutin menggunakan metode standar dan akurat, DLHK berharap kualitas air di Sungai Mahakam dapat terjaga, mendukung ekosistem sungai dan kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya air ini. Pemantauan ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air di Kutai Kartanegara secara keseluruhan.
Adv/DLHK kukar
