November 5, 2025


Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Warga Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, semakin kreatif dalam mengelola sampah rumah tangga. Mereka tidak hanya memilah, tetapi juga mengolahnya menjadi barang bermanfaat melalui kegiatan Bank Sampah yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat.

Langkah ini menjadi bukti nyata kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan. Di kelurahan tersebut, kini terdapat tiga Bank Sampah aktif yang tersebar di RT 3, RT 4, dan RT 23. Salah satu yang menonjol adalah Bank Sampah Al-Hidayah di RT 4, yang sukses mengubah limbah rumah tangga menjadi kerajinan tangan bernilai jual dan pupuk kompos yang bermanfaat bagi petani lokal.

Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah ini sudah melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan ibu rumah tangga.
“Masyarakat diberikan karung untuk mengumpulkan sampah seperti plastik dan dedaunan yang masih bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, hasil dari kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga sosial. Sampah yang diolah menjadi barang bernilai akan disumbangkan untuk mendukung kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di lingkungan sekitar, sedangkan pupuk kompos digunakan untuk membantu kelompok tani di wilayah Maluhu.

Joko berharap program bank sampah dapat berkembang di seluruh RT di Kelurahan Maluhu. Ia menilai langkah ini mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah dengan baik, sekaligus mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Al-Hidayah, Sugiarto, menjelaskan bahwa kegiatan ini berawal dari semangat warga untuk menjaga lingkungan. Mereka sepakat membentuk wadah bersama yang berfokus pada pemanfaatan sampah organik dan nonorganik secara berkelanjutan.
“Kami masyarakat Maluhu memutuskan bersama untuk membentuk bank sampah ini dan mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah,” jelasnya.

Meski baru beroperasi selama delapan bulan, Bank Sampah Al-Hidayah telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berbagai produk kreatif berhasil dibuat, mulai dari tas berbahan plastik bekas, eco brick, hingga pupuk kompos yang digunakan kembali untuk pertanian. Inovasi ini menjadi bukti bahwa sampah bisa memiliki nilai ekonomi bila dikelola dengan serius.

Menurut Sugiarto, semangat warga yang tinggi menjadi modal utama dalam menjaga keberlanjutan kegiatan ini. Namun demikian, ia berharap adanya dukungan lebih besar dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara agar kegiatan bank sampah bisa terus berkembang.
“Kami berharap dapat dukungan dari pemerintah, terutama fasilitas transportasi untuk mengangkut sampah dari rumah ke bank sampah,” pungkasnya.

Upaya warga Maluhu ini menjadi contoh nyata bagaimana kesadaran lingkungan dapat tumbuh dari masyarakat sendiri. Melalui kerja sama dan kreativitas, pengelolaan sampah tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal.

Adv/DLHK kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *