November 5, 2025


Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mulai melakukan modernisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok yang berlokasi di Kecamatan Tenggarong. Langkah ini menandai peralihan dari sistem lama open dumping menuju sistem sanitary landfill yang lebih ramah lingkungan dan memenuhi standar nasional pengelolaan sampah.

Modernisasi tersebut dilakukan menyusul meningkatnya kebutuhan akan sistem pengelolaan sampah yang aman bagi lingkungan dan masyarakat. Penerapan metode baru ini diharapkan dapat mengurangi risiko pencemaran air tanah, menekan timbunan sampah terbuka, serta memperpanjang umur operasional TPA Bekotok yang selama ini menjadi tempat utama pembuangan sampah dari wilayah perkotaan Tenggarong dan sekitarnya.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, Irawan, mengakui bahwa TPA Bekotok yang telah beroperasi sejak 1993 masih menggunakan konsep lama.

“Kalau sistem control landfill itu bisa seminggu sekali kita timbun, tapi kalau sanitary landfill, tiap hari dilakukan penutupan tanah. Jadi memang butuh biaya besar,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sistem baru tersebut memang memerlukan investasi yang tinggi karena menuntut kesiapan infrastruktur, mulai dari kolam penampungan air lindi hingga lapisan membran kedap yang berfungsi menyaring air limbah dari sampah agar tidak meresap ke tanah. Meski begitu, langkah tersebut dipercaya akan membawa dampak positif jangka panjang bagi keberlanjutan lingkungan di Kutai Kartanegara.

Irawan menambahkan, saat ini DLHK Kukar juga tengah melakukan penataan ulang zona aktif dan zona lama di area TPA agar penimbunan sampah lebih efisien serta meminimalkan tumpang tindih antar area. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan keamanan fasilitas pengelolaan sampah di daerah tersebut.

“Kita ingin TPA ini rapi dulu semuanya. Kalau sudah maksimal, baru kita lanjutkan sistem penimbunan tanah penutup agar benar-benar tertata,” ujar Irawan menjelaskan.

Selain memperbaiki infrastruktur, pemerintah daerah juga tengah menyusun strategi untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah dari hulu, termasuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Upaya ini dilakukan agar beban yang masuk ke TPA bisa berkurang dan sistem baru dapat berjalan lebih efisien.

“Sanitary landfill itu dari sisi biaya memang luar biasa besar. Kita buatkan kolam, kita buatkan membran kedap, supaya air dari sampah bisa ter-filter,” tambahnya menegaskan kembali pentingnya investasi yang besar dalam membangun sistem tersebut.

Menurut Irawan, penerapan sanitary landfill tidak hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga merupakan simbol komitmen pemerintah daerah dalam menjawab tantangan pengelolaan sampah modern yang berkelanjutan. Ia menyebut transformasi ini sebagai bagian dari visi besar “Kukar Hijau” yang menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah.

“Penerapan sistem ini bukan pekerjaan mudah, tapi harus kita mulai. Kita ingin lingkungan tetap bersih, masyarakat sehat, dan pengelolaan sampah menjadi bagian dari peradaban modern di Kukar,” ujarnya dengan optimistis.

Namun, Irawan juga menegaskan bahwa keberhasilan sistem sanitary landfill tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Peran serta masyarakat menjadi faktor penentu agar program pengurangan sampah dari sumber bisa terlaksana dengan baik.

“Sampah itu memang perlu biaya besar untuk dikelola, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menguranginya dari sumbernya,” pungkasnya.

Dengan langkah modernisasi ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berharap TPA Bekotok dapat menjadi contoh pengelolaan sampah berstandar tinggi di Kalimantan Timur. Sistem sanitary landfill yang diterapkan diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang bersih, aman, serta mendukung terwujudnya masa depan Kukar yang hijau dan berkelanjutan.

Adv/DLHK kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *