Mediasiutama.com, Kutai Timur – Polsek Muara Wahau bersama Polsek Kongbeng melaksanakan kegiatan monitoring pelaksanaan penjualan jagung hibrida hasil panen di lahan PT. Kresna Duta Agroindo (KDA), Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), pada Senin (01/12/2025).
Monitoring dilakukan untuk memastikan proses penjualan hasil panen berjalan aman, tertib, dan transparan. Kegiatan dipantau langsung oleh personel Polsek Muara Wahau dan Kongbeng.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kanit Binmas Polsek Kongbeng Aiptu Rudi Hariadi, Ps. Kanit Binmas Polsek Muara Wahau Bripka Eko Hidayat, Ade Taufik Manager Mwhe PT. Sinarmas, Ricky Gunawan (KTU Mwhe PT. Sinarmas), Juniliker Siagian (Askep Mwhe PT. Sinarmas) dan Bripda Ananda Dwi (Banit Binmas Polsek Muara Wahau).
Dalam proses monitoring tersebut, petugas melakukan pengecekan dan memastikan seluruh tahapan penjualan jagung hibrida berjalan sesuai ketentuan. Lokasi penjualan berada di lahan PT KDA (Sinarmas Group) di Kecamatan Kongbeng.
Total lahan jagung hibrida (pipil) yang dipanen seluas 5 hektare, yakni 2,5 hektare lahan binaan Polsek Muara Wahau dan 2,5 hektare lahan binaan Polsek Kongbeng. Jumlah jagung hibrida pipil yang dijual mencapai 3.797 kilogram.
Kapolres Kutim AKBP Fauzan Arianto memberikan apresiasi kepada jajaran Polsek Muara Wahau dan Kongbeng atas upaya pengamanan dan monitoring yang dinilai sangat penting dalam memastikan kelancaran proses jual beli hasil pertanian masyarakat dan lahan binaan kepolisian.
“Monitoring seperti ini adalah bentuk komitmen Polri dalam memastikan proses distribusi dan penjualan hasil panen masyarakat berjalan transparan, aman, dan sesuai prosedur. Ini bagian dari upaya kami menjaga kepercayaan masyarakat,” ujar Kapolres AKBP Fauzan.
AKBP Fauzan juga menyampaikan Polres Kutim akan terus mendukung kegiatan pertanian masyarakat, termasuk program-program lahan binaan yang mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan warga.
“Kami ingin memastikan setiap hasil panen memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Sinergi antara Polri, perusahaan, dan petani harus terus dijaga sehingga tercipta stabilitas dan kesejahteraan di wilayah Kutai Timur,” tutupnya.(Yuliana W)

