
Shelter PLTS Dusun Nangka Bonah
Mediasiutama.com, Tenggarong – Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Darmansyah, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang berada di Dusun Nangka Bonah, Desa Tunjungan, Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu (23/7/2023).
PLTS komunal tersebut merupakan solusi pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat yang tidak terjangkau Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Malam ini saya datang langsung untuk memastikan, bahwa PLTS ini sudah beroperasi di Dusun Nangka Bonah” ucap Edi.
Edi mengatakan, penyebab utama keterbatasan di sejumlah daerah di Kukar karena kondisi wilayah yang karakteristiknya sekitar danau, sehingga sulit dijangkau oleh pasokan listrik PLN.
Dirinya juga menyebutkan, hanya tersisa 15 wilayah lagi yang belum teraliri listrik di daerah Kukar.
Disinggung terkait anggaran, Edi mengakui, anggaran yang keluar sampai akhir 2024 akan disesuaikan dengan kondisi.
“Jadi sekitar enam miliar, termasuk jalan, lampu Penerangan jalan umum tenaga surya, tergantung juga jumlah rumahnya, disesuaikan saja nanti” bebernya.
Dari PLTS komunal ini, Edi berharap, industri rumah tangga dapat bergerak sehingga dapat mendorong penanganan kemiskinan.
Sementara itu, Boim selaku Direktur Utama PT Istana Utama Surya menjelaskan, Dusun Nangka Bonah merupakan proyek ketiga setelah Desa Muara Enggelam dan Desa Tunjungan.
Ia menuturkan, PLTS di Dusun Nangka Bonah ini berkapasitas 20 kWp. Setiap warga mendapatkan jatah listrik sebanyak 450 kWh.
“Total ada 95 rumah, ada 3 fasilitas umum (fasum) seperti masjid, puskesmas pembantu, dan kantor desa. Masing-masing fasum itu 1000 kWh” tutur Boim.
Dirinya juga memberikan fasilitas maintenance sekitar satu tahun dengan sistem monitoring dan training operator kepada tiga warga Dusun Nangka Bonah.
Menurutnya, salah satu keuntungan solarcell adalah dapat menghemat beban pengeluaran setiap harinya.
Jika memakai genset berbahan bakar solar biayanya kurang lebih Rp 50-70 ribu per hari, setelah dipasang solarcell, kemudian akan dibentuk Bumdes, akan dikenakan tarif Rp 150 ribu per bulan.
“Jadi perbandingannya, lewat genset itu 70 ribu per hari, sedangkan melalui solarcell lima ribu rupiah per hari” pungkasnya. (*)