October 6, 2025


Mediasiutama, Kukar – Komitmen mengurangi sampah di Kutai Kartanegara kembali diperkuat lewat pelatihan pengelolaan berbasis masyarakat di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Barokah, Kecamatan Loa Kulu, Rabu (30/4/2025).

Pelatihan ini menghadirkan pengurus TPS3R dari Kecamatan Muara Kaman, Muara Wis, dan Muara Muntai yang datang langsung ke Loa Kulu untuk menyerap praktik terbaik dari sistem pengelolaan sampah terpadu yang sudah diterapkan di sana.

Kegiatan yang difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar ini menjadi ajang belajar bersama dan memperkuat jejaring lintas kecamatan untuk mewujudkan daerah minim sampah.

TPS3R Barokah dipilih sebagai lokasi pelatihan karena dinilai berhasil menjalankan sistem pengelolaan sampah modern yang tak hanya efisien, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam setiap prosesnya.

Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu, Muhammad Fadil, S.Sos, menyampaikan bahwa TPS3R Barokah telah membuktikan bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan pendekatan yang praktis, terukur, dan berkelanjutan.

“Kami sangat menyambut baik kegiatan pelatihan ini,” kata Fadil, Rabu (30/4/2025).

Ia menambahkan bahwa peserta pelatihan diharapkan mampu membawa pulang ilmu dan langsung mengaplikasikannya di wilayah masing-masing, dengan menyesuaikan pada kondisi lokal yang ada.

“Semoga apa yang didapat hari ini bisa menjadi titik awal penguatan gerakan peduli lingkungan di semua kecamatan,” imbuhnya.

TPS3R Barokah sendiri kini telah meninggalkan sistem lama angkut buang. Sampah dipilah sejak awal, organik diolah menjadi kompos, dan non-organik didaur ulang atau dijual kembali.

Data yang dihimpun menunjukkan bahwa sepanjang enam bulan tahun 2024, TPS3R Barokah telah mengelola 160,35 ton sampah. Sedangkan pada triwulan pertama 2025, sebanyak 79,720 ton sampah telah diolah.

“Sebelumnya, dua truk sampah dikirim ke TPA setiap hari. Sekarang, itu bisa ditekan drastis,” jelas Fadil.

Dalam pelatihan, para peserta diajak praktik langsung, mulai dari proses pemilahan, pembuatan kompos, hingga edukasi tentang nilai ekonomi dari barang daur ulang. Antusiasme peserta pun terlihat sejak awal hingga akhir kegiatan.

Salah satu peserta dari Muara Wis mengungkapkan bahwa sistem ini sangat mungkin direplikasi, meski harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan fasilitas yang ada.

“Kami banyak belajar dari sini. Ini bukan sekadar soal teknis, tapi juga soal membangun kesadaran kolektif,” ujarnya.

DLHK Kukar sendiri menargetkan pelatihan serupa bisa rutin dilakukan di kecamatan lain, dengan menjadikan TPS3R Barokah sebagai model dan pusat pelatihan pengelolaan sampah desa yang efektif.

Pelatihan ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya Kukar sebagai daerah yang tak hanya bersih secara fisik, tetapi juga kuat dalam kesadaran lingkungan warganya.

“Ini bukan akhir dari kegiatan, tapi awal dari perubahan besar yang harus kita jaga bersama,” tandas Fadil menutup sesi pelatihan

Adv/Diskominfo Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *