October 6, 2025


Mediasiutama, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan keseriusannya dalam membina pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Lewat sinergi lintas instansi, pembinaan kini dilakukan secara menyeluruh, agar tak ada satu pun pelaku usaha yang tertinggal dalam proses menuju kemandirian ekonomi.

Sinergi ini melibatkan berbagai dinas dengan cakupan sektor yang beragam. Mulai dari kepemudaan, pariwisata, pertanian, hingga pemberdayaan perempuan, semuanya disatukan dalam semangat mendorong pertumbuhan UMKM.

Kepala Bidang Pengembangan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kukar, Fathul Alamin, menyampaikan bahwa pendekatan lintas sektor ini penting agar pembinaan tidak bersifat seragam, tetapi bisa menyesuaikan kebutuhan pelaku usaha sesuai bidangnya.

“Misalnya, wirausaha muda di bawah usia 30 tahun bisa dibina oleh Dispora. Untuk sektor pariwisata dapat dikolaborasikan dengan Dinas Pariwisata, perempuan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan pertanian tentu oleh Dinas Pertanian,” jelas Fathul belum lama ini.

Ia menegaskan, pembinaan yang dilakukan Diskop UKM Kukar bersifat umum dan terbuka bagi semua lapisan masyarakat. Tidak dibatasi usia, latar belakang, atau jenis usaha.

“Pembinaan dari kami sifatnya umum, meliputi semua lapisan masyarakat, tanpa membeda-bedakan usia, sektor, atau latar belakang pelaku usaha,” tambahnya memperjelas.

Hingga saat ini, jumlah pelaku usaha di Kukar yang terdata mencapai lebih dari 62 ribu orang. Mereka terbagi dalam empat kategori berdasarkan tingkat kemajuan usahanya: wirausaha baru, pemula, mapan, dan maju.

“Setiap pelaku usaha memiliki kecepatan tumbuh yang unik. Ada yang cukup dibina dalam hitungan bulan, namun ada juga yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Semangat dan kemauan dari pelaku usaha menjadi penentu utama keberhasilan,” terang Fathul lebih lanjut.

Menurutnya, sebesar apapun dukungan pemerintah tidak akan membawa hasil jika tidak dibarengi dengan niat kuat dari pelaku usaha. Sebaliknya, jika pelaku usaha memiliki semangat tinggi, mereka tetap bisa berkembang meski tanpa bantuan besar.

“Sekuat apapun program pemerintah, kalau pelaku usahanya tidak niat berkembang, ya percuma. Tapi kalau ada semangat, mereka tetap bisa tumbuh meski tanpa banyak bantuan,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga memprioritaskan peningkatan kapasitas legal usaha. Hal ini diwujudkan dengan bantuan pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), dan sertifikasi halal.

Langkah ini dianggap penting untuk membawa UMKM Kukar naik kelas, dari usaha informal menjadi usaha resmi yang mampu menembus pasar yang lebih luas, termasuk pasar digital dan ekspor.

“Legalitas itu bukan hanya syarat administratif, tapi kunci masuk ke ekosistem usaha yang lebih besar,” ungkap Fathul menjelaskan urgensinya.

Di sisi pembiayaan, Diskop UKM Kukar juga telah menjalankan program andalan bernama Kredit Kukar Idaman. Program ini telah berjalan selama lima tahun dan menjadi salah satu solusi permodalan favorit pelaku UMKM, karena menawarkan bunga nol persen.

“Plafon pinjaman berbeda sesuai kategori usaha. Untuk pedagang umum maksimal Rp10 juta, wirausaha baru maksimal Rp15 juta, wirausaha berkembang Rp25 juta, dan pelaku usaha sektor pertanian bisa mendapat hingga Rp50 juta,” papar Fathul menjabarkan secara rinci.

Program ini tidak hanya menghilangkan beban bunga, tetapi juga memberikan pendampingan manajemen agar pelaku usaha bisa memanfaatkan dana secara bijak dan produktif.

Pemerintah Kukar kini juga sedang menyiapkan peningkatan plafon kredit melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Tujuannya agar lebih banyak pelaku usaha bisa mendapat dukungan optimal dan memperluas skala usahanya.

“Melalui RPJMD, kami berencana menaikkan plafon agar pelaku usaha bisa merasakan manfaat yang lebih besar dan usaha mereka semakin berkembang,” jelasnya.

Ia mengajak para pelaku usaha untuk tidak ragu memanfaatkan seluruh fasilitas dan program yang telah disediakan. Mulai dari pelatihan manajemen, akses permodalan, hingga pengurusan legalitas kini bisa diperoleh tanpa biaya besar.

Fathul pun menutup dengan pesan ringan namun sarat makna yang menyentuh langsung semangat para pelaku usaha.

“Tujuan berwirausaha itu sederhana saja, supaya dompet tebal dan rekening juga tebal. Jadi, semangatlah dalam membesarkan usaha,” katanya sembari tersenyum.

Sejumlah pelaku usaha yang sudah mendapatkan manfaat dari program ini mengaku terbantu, terutama dalam hal modal usaha dan bimbingan teknis.

“Saya dulu modalnya kecil. Setelah dapat kredit dari program ini, bisa nambah alat produksi dan sekarang pesanan makin banyak,” ungkap Anita, pengusaha keripik pisang asal Tenggarong.

Menurut pengakuan Diskop UKM Kukar, sejak program Kredit Kukar Idaman berjalan, angka pertumbuhan UMKM yang masuk kategori ‘maju’ meningkat lebih dari 30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa program pembinaan dan akses modal berjalan cukup efektif.

Ke depan, Diskop UKM berencana menjalin kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga keuangan lainnya agar UMKM Kukar tak hanya bertahan, tetapi benar-benar bersaing di tingkat regional hingga nasional.

Adv/Diskominfo Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *