October 6, 2025


Mediasiutama, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) terus memacu kemandirian nelayan lokal lewat pembangunan hatchery modern di kawasan pesisir Muara Badak, yang diharapkan mampu memperkuat sektor perikanan sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Hatchery skala besar yang dibangun di Tanjung Limau ini digadang-gadang menjadi fasilitas strategis yang bukan hanya menopang kebutuhan benur lokal, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga pesisir yang selama ini belum banyak tersentuh program pengembangan ekonomi.

“Lewat hatchery ini, kita ingin nelayan dan masyarakat pesisir benar-benar menikmati hasil pembangunan sektor perikanan,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik, saat ditemui pekan lalu.

Fasilitas tersebut mulai dibangun sejak tahun lalu dengan suntikan anggaran awal sebesar Rp16 miliar, yang dipergunakan untuk pembebasan lahan serta perluasan area hatchery. Progres pembangunan fisik kini terus dikebut dan ditargetkan rampung pada akhir 2025.

“Kami optimistis awal tahun depan fasilitas ini bisa mulai berproduksi dan memasok benur dalam jumlah besar ke pasar lokal,” terang Muslik.

Tidak seperti hatchery skala kecil yang selama ini tersebar di beberapa titik, unit baru ini dirancang sebagai sentra produksi benur modern yang mengusung teknologi mutakhir dan mampu berproduksi secara massal. Pemilihan lokasi di Tanjung Limau pun dinilai sangat strategis karena berdekatan dengan laut terbuka dan terhubung dengan infrastruktur yang mendukung.

“Tanjung Limau punya potensi geografis yang cocok untuk pengembangan perikanan budidaya, sehingga ke depan bisa ikut menggerakkan perekonomian masyarakat setempat,” jelas Muslik.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa proyek hatchery ini juga diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya ekosistem ekonomi baru di kawasan pesisir. Selain memenuhi kebutuhan benur, kehadiran fasilitas ini akan membuka lapangan kerja di berbagai lini usaha, mulai dari produksi hingga distribusi hasil perikanan.

“Kami ingin hatchery ini jadi pusat kegiatan ekonomi baru yang bisa menyerap tenaga kerja lokal, baik di bidang budidaya, pengolahan, maupun pemasaran hasil laut,” ujarnya.

Pembangunan hatchery modern ini juga sejalan dengan misi jangka panjang Pemkab Kukar dalam membangun ekosistem perikanan yang berkelanjutan. Dengan produksi benur yang stabil dan berkualitas, para pembudidaya lokal nantinya tidak lagi tergantung pada pasokan dari luar daerah.

“Kalau bisa produksi sendiri, maka harga jadi lebih stabil, kualitas lebih terkontrol, dan ini tentu akan membantu nelayan serta pembudidaya dalam mengembangkan usahanya,” kata Muslik.

Ia pun optimistis, setelah fasilitas ini beroperasi secara penuh, akan terjadi peningkatan signifikan dalam pendapatan nelayan serta tumbuhnya berbagai usaha kecil menengah (UKM) yang bergerak di sektor perikanan.

“Dampaknya akan terasa luas, tidak hanya dalam hal produksi benur saja, tetapi juga di sektor-sektor lain seperti jasa pengangkutan, pengolahan hasil laut, sampai ke jalur pemasaran,” tambahnya.

Dengan keberadaan hatchery modern ini, Pemkab Kukar berharap wajah ekonomi pesisir akan semakin kokoh, mandiri, dan inklusif, sehingga mampu menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ke depannya.

Adv/Diskominfo Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *