October 6, 2025


Mediasiutama, Kukar – Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) kini lebih mengutamakan pendekatan humanis dalam mengembangkan sektor wisata desa, dengan mendorong pejabat teknis untuk berinteraksi langsung bersama warga pengelola wisata di lapangan.

Langkah ini bertujuan menghilangkan kesan birokratis dalam pembangunan pariwisata, yang selama ini kerap terkesan hanya dirancang dari balik meja tanpa memahami kondisi sebenarnya di setiap desa.

“Pejabat tidak cukup hanya duduk di kantor. Mereka harus turun, mendengar langsung kebutuhan masyarakat agar kebijakan yang dihasilkan lebih tepat,” tegas Sekretaris Dispar Kukar, Sugiarto, saat ditemui pada Senin (10/6/2024).

Menurutnya, Kecamatan Tenggarong Seberang menjadi contoh wilayah yang menyimpan potensi wisata luar biasa. Namun, pengembangannya belum optimal lantaran pendekatan program selama ini kurang menjangkau persoalan di tingkat akar rumput.

“Kalau kita tidak tahu langsung apa yang terjadi di desa, kita hanya menebak-nebak solusi. Pendekatan semacam itu sudah tidak relevan lagi,” lanjutnya.

Kini, Dispar Kukar tengah membangun model pengembangan wisata desa berbasis pendampingan aktif. Dalam model ini, pejabat dan tenaga teknis diharapkan rutin berkunjung ke lapangan untuk mendengar, merancang program bersama warga, dan memberikan pendampingan sesuai kebutuhan spesifik desa.

“Tiap desa punya keunikan tersendiri. Pendampingan pun harus disesuaikan, tidak bisa disamaratakan,” ujar Sugiarto.

Ia menekankan bahwa pelibatan masyarakat, mulai dari kelompok sadar wisata (pokdarwis), aparat desa, hingga pelaku UMKM, adalah kunci dalam membangun ekosistem pariwisata yang benar-benar hidup dan berkelanjutan.

“Kalau masyarakat terlibat sejak awal, mereka akan punya rasa memiliki. Ini penting untuk menjaga kelestarian destinasi,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Sebagai bagian dari strategi ini, Dispar Kukar tengah mempersiapkan berbagai program pelatihan peningkatan kapasitas, mulai dari manajemen wisata, pemasaran, hingga pelayanan wisatawan. Harapannya, warga desa mampu menjadi pengelola wisata yang profesional dan mandiri.

“Kami ingin SDM di desa berkembang. Dengan manajer wisata lokal yang kreatif dan berkualitas, potensi wisata bisa tumbuh lebih baik,” jelas Sugiarto.

Selain memperkuat kemampuan pengelola wisata desa, pendekatan ini juga diharapkan mampu mengintegrasikan pariwisata dengan visi pembangunan ekonomi berbasis komunitas yang tengah digencarkan Pemkab Kukar.

“Kalau wisata tumbuh, ekonomi lokal pun bergerak. Pendapatan warga meningkat, dan lapangan kerja baru tercipta,” tambahnya.

Bagi Dispar Kukar, kehadiran langsung pejabat dalam proses pendampingan lapangan bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan masyarakat serta menciptakan pola kerja yang adaptif dan responsif terhadap perubahan.

“Dengan pejabat aktif membimbing di lapangan, desa akan lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi wisatanya,” pungkas Sugiarto.

Adv/Diskominfo Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *