October 24, 2025


Mediasiutama, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini memberi panggung lebih besar kepada masyarakat desa untuk menjadi penggerak utama dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis lokal.

Perubahan pendekatan ini dilakukan dengan mendorong lahirnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang tumbuh dari inisiatif warga, bukan lagi dibentuk sepenuhnya atas instruksi dinas.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, M. Ridha Fatrianta, menyebut bahwa pola baru ini mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan keterlibatan aktif masyarakat dalam merawat potensi wisata daerahnya sendiri.

“Kami ingin Pokdarwis lahir dari kemauan masyarakat. Kalau muncul dari kesadaran sendiri, semangatnya lebih tahan lama dan mereka akan lebih serius dalam mengelola wisata,” jelas Ridha saat ditemui pada Selasa (10/6/2025).

Ridha menambahkan bahwa Dinas Pariwisata hanya berperan sebagai pendamping dan pemberi fasilitasi, mulai dari pembinaan hingga penguatan kapasitas. Pemerintah tidak lagi menentukan desa mana yang harus membentuk Pokdarwis, melainkan menunggu pengajuan dari warga.

“Kami tidak ingin membentuk karena program, tapi karena kebutuhan. Kalau masyarakat merasa butuh, maka Pokdarwis akan tumbuh kuat,” tambahnya.

Saat ini, Kukar memiliki 63 Pokdarwis yang tersebar di berbagai desa. Meski jumlahnya paling banyak di Kalimantan Timur, namun hanya sebagian yang berhasil menunjukkan dampak nyata, terutama dalam hal menarik wisatawan dan menggerakkan ekonomi desa.

Salah satu contoh sukses adalah Pokdarwis Bekayuh Beumba Bebudaya dari Desa Pela. Kelompok ini dikenal luas karena berhasil mengangkat kekayaan budaya lokal dan ekowisata hingga ke tingkat internasional.

“Contoh seperti di Pela menunjukkan bahwa masyarakat bisa sukses kelola wisata asal punya komitmen. Mereka bangun dari nol dengan semangat bersama,” ucap Ridha memberi apresiasi.

Menurutnya, kunci dari keberhasilan Pokdarwis terletak pada peran serta masyarakat sejak awal. Ketika warga dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan, hasilnya jauh lebih berkelanjutan dan berdampak langsung pada kehidupan ekonomi mereka.

Ridha juga menekankan bahwa geliat wisata yang dikelola masyarakat akan memberi efek ganda pada sektor lain, seperti UMKM, kuliner lokal, dan kerajinan tangan.

“Wisata itu bukan hanya soal tempat menarik, tapi bagaimana itu bisa jadi peluang ekonomi warga. Pokdarwis jadi pintu masuknya,” ujarnya.

Dengan pola ini, Pemkab Kukar ingin menciptakan ekosistem wisata desa yang kuat, partisipatif, dan mampu bertahan dalam jangka panjang tanpa terlalu bergantung pada pemerintah.

“Kalau warga sudah bergerak duluan, kami akan bantu sepenuhnya. Tapi jangan tunggu semua dari pemerintah. Pariwisata harus jadi gerakan bersama,” pungkas Ridha dengan harapan.

Gerakan ini dinilai sebagai cara baru dalam mengembangkan pariwisata daerah, di mana masyarakat tidak hanya jadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam membentuk wajah wisata Kukar ke depan.

Adv/Dispar Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *