October 22, 2025


Mediasiutama, kukar – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-42 Desa Kota Bangun III di Kecamatan Kota Bangun Darat diwarnai dengan semarak Festival Cenil yang berlangsung pada Rabu (30/4/2025), mengangkat kekuatan tradisi lokal melalui makanan berbahan dasar singkong.

Festival yang digelar di halaman kantor desa ini menghadirkan berbagai kegiatan partisipatif mulai dari pertunjukan seni, lomba mewarnai, hingga bazar literasi dan pameran UMKM, yang semuanya berpadu dalam suasana kekeluargaan dan penuh kebersamaan.

Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, mengatakan bahwa festival ini telah menjadi agenda penting desa untuk menjaga kekayaan tradisi dan mempererat solidaritas masyarakat.

“Latar belakang festival ini adalah semangat masyarakat untuk mewujudkan dan melestarikan budaya yang pernah ada,” kata Lilik saat ditemui di sela acara.

Ia menambahkan bahwa Festival Cenil tak hanya menjadi ajang hiburan warga, tetapi juga momentum strategis untuk memperkenalkan makanan tradisional cenil kepada generasi muda.

“Tahun ini ada 70 loyang cenil yang ditampilkan dengan berbagai variasi bentuk dan rasa, semua tetap menggunakan bahan dasar singkong,” ungkapnya menyoroti antusiasme masyarakat.

Acara yang digelar rutin setiap tahun itu juga melibatkan 21 RT, sekolah, kelompok literasi, serta perangkat desa lain yang secara aktif mengambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan.

“Kami ingin anak-anak muda mencintai makanan tradisional dan paham bahwa kuliner lokal adalah bagian dari warisan budaya,” tambah Lilik, menekankan nilai edukasi dalam festival ini.

Kegiatan ini turut dihadiri Ketua PKK Kukar Maslianawati Edi Damansyah, Plt. Kepala DiskopUKM Kukar Thaufiq Zulfian Noor, serta perwakilan Dinas Pariwisata Kukar, menunjukkan bahwa kegiatan desa mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, Ridha Fatrianta, mengapresiasi konsistensi Festival Cenil yang menurutnya mampu menjadi ikon budaya sekaligus penggerak ekonomi berbasis komunitas.

“Festival seperti ini rutin digelar dan sudah menjadi bagian dari kalender event tahunan di kabupaten,” ujar Ridha, menggarisbawahi peran desa dalam pembangunan pariwisata.

Ia menilai kegiatan ini memperlihatkan sinergi antarpihak, dari RT hingga komunitas wanita tani, sebagai contoh positif dari pengelolaan wisata desa secara kolaboratif.

“Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi menjadi wadah pelestarian budaya dan penggerak ekonomi masyarakat desa melalui UMKM,” ungkapnya menyoroti nilai lebih dari kegiatan tahunan tersebut.

Ridha berharap agar festival-festival desa seperti ini mendapat dukungan lintas sektor agar terus berkembang dan memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat.

“Dengan konsistensi dan dukungan, Festival Cenil berpotensi menjadi agenda budaya desa yang mampu menarik kunjungan wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal,” pungkasnya optimistis.

Adv/Dispar Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *