November 20, 2025


Mediasiutama, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tengah mempersiapkan pengembangan kawasan Tugu Equator yang terletak di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, menjadi destinasi wisata alam terpadu yang tidak hanya menawarkan edukasi tentang garis khatulistiwa tetapi juga pusat kuliner khas daerah yang menjanjikan pengalaman wisata lengkap bagi pengunjung.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menjelaskan bahwa pengembangan kawasan Tugu Equator ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi wisata yang selama ini kurang dimanfaatkan secara maksimal. Kawasan ini dinilai strategis karena terletak di jalur transit utama yang menghubungkan beberapa destinasi wisata lain di Kutai Kartanegara.

“Kawasan Tugu Equator memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai tempat persinggahan wisata sekaligus lokasi edukasi alam dan budaya. Dengan konsep wisata terpadu, kami ingin memberikan pengalaman yang berbeda, tidak hanya sekadar melihat tugu, tapi juga merasakan langsung keunikan kuliner dan budaya lokal,” ujar Arianto saat ditemui, Jumat (14/6/2025).

Menurut Arianto, pengembangan wisata di Tugu Equator tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga melibatkan pemberdayaan masyarakat sekitar melalui pelibatan pelaku usaha lokal dalam penyediaan kuliner khas Kutai Kartanegara. Pemerintah berencana membangun rest area yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti kios makanan, ruang informasi wisata, dan area rekreasi yang nyaman bagi pengunjung.

“Kami ingin rest area ini menjadi pusat kuliner yang menampilkan berbagai hidangan tradisional, mulai dari makanan ringan hingga sajian utama khas daerah. Ini sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya kuliner dan penguatan ekonomi kreatif masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dispar Kukar juga tengah merancang integrasi jalur wisata antara Tugu Equator dan beberapa destinasi alam di sekitar Kecamatan Muara Badak, seperti Pantai Biru Kersik dan pantai-pantai lainnya yang memiliki panorama indah dan daya tarik wisata bahari. Dengan menghubungkan destinasi-destinasi ini dalam satu paket wisata, diharapkan dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan dan memperluas dampak ekonomi positif bagi masyarakat.

“Kami akan mengembangkan paket wisata yang memungkinkan pengunjung menikmati keindahan pantai-pantai terlebih dahulu, kemudian beristirahat sambil menikmati kuliner dan wisata edukasi di Tugu Equator. Ini konsep wisata terpadu yang menggabungkan alam, edukasi, dan kuliner dalam satu perjalanan,” ujar Arianto.

Selain itu, pengembangan kawasan ini juga menitikberatkan pada kelestarian lingkungan dan budaya lokal. Pemerintah bersama komunitas dan tokoh masyarakat setempat terus melakukan sosialisasi dan pembinaan agar pembangunan wisata tetap ramah lingkungan dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang ada.

“Kami tidak ingin pengembangan wisata justru merusak lingkungan. Oleh karena itu, kami berupaya keras memastikan semua aspek pembangunan dilakukan dengan prinsip berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat,” tambahnya.

Sebagai langkah awal, Dispar Kukar telah melakukan kajian teknis dan diskusi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha kuliner, komunitas budaya, serta instansi terkait untuk memastikan kesiapan kawasan dalam menyambut pengunjung yang semakin banyak.

“Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci sukses pengembangan ini. Kami berharap Tugu Equator tidak hanya menjadi destinasi wisata biasa, tapi juga pusat aktivitas sosial dan budaya yang memberikan manfaat ekonomi luas,” tutur Arianto.

Adv/Dispar Kukar

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *