
Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kutai Kartanegara, Irawan, memperkenalkan inovasi pemanfaatan gas metan dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Timbunan Odah Sampah “Mantan Terindah,” sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat sekitar. Program ini bertujuan mengubah limbah menjadi energi ramah lingkungan sekaligus mengedukasi publik.
Inovasi ini memanfaatkan peralatan sederhana dan bahan daur ulang, sehingga biaya pengembangan relatif rendah namun efektif. Seluruh komponen, mulai dari pipa, ban bekas, hingga paranet, dirancang untuk menangkap gas metan agar dapat dialirkan ke permukiman warga.
“Seluruh peralatan berasal dari bahan bekas, seperti pipa 1/2 inci dan 4 inci, ban mobil bekas, serta paranet atau kasa,” ujar Irawan belum lama ini.
“Semua dirangkai menjadi saluran penampungan gas metan yang muncul dari timbunan sampah,” tambahnya, menjelaskan proses teknis pembangunan sistem.
Proses pembuatan dimulai dengan penyusunan ban bekas berbentuk gorong-gorong, yang berfungsi menahan dan mengarahkan gas agar tidak terlepas ke udara. Setiap gorong-gorong terdiri dari tujuh ban, dengan sedikitnya empat unit dibangun di satu zona produksi gas.
Kemudian, dua pipa berdiameter 4 inci dilubangi sepanjang badan pipa untuk menjadi penyaring dan saluran utama aliran gas, dipasang dalam parit sepanjang 10 meter, lebar 1 meter, dan kedalaman 4 meter sebelum ditimbun kembali dengan sampah.
Ujung pipa yang muncul di permukaan dihubungkan ke pipa kecil berukuran 1/2 inci untuk menyalurkan gas ke permukiman. “Pada hari kedua biasanya sudah bisa diuji coba. Jika api kompor menyala stabil, artinya gas siap digunakan,” jelas Irawan.
Ia menegaskan bahwa inovasi “Mantan Terindah” bukan sekadar solusi teknis, tetapi juga bentuk edukasi publik mengenai potensi energi terbarukan yang bisa diperoleh dari sampah. Program ini diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah secara produktif.
Dengan keberhasilan uji coba awal, DLHK Kukar berencana mengembangkan model ini di sejumlah TPA lain. Irawan menambahkan bahwa program ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas metan, tetapi juga membuka peluang bagi warga untuk memanfaatkan energi bersih dari sumber lokal secara mandiri.
“Inovasi ini menunjukkan bahwa sampah bisa menjadi sumber energi. Selain mengurangi emisi, masyarakat bisa merasakan manfaat langsung dari pemanfaatan gas metan,” pungkasnya.
Melalui langkah ini, DLHK Kukar menegaskan komitmennya untuk menghadirkan solusi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, berbiaya rendah, sekaligus edukatif bagi masyarakat Kutai Kartanegara.
Adv/DLHK kukar

