
Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bekotok di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini menampung rata-rata 85 ton sampah setiap hari, hampir mencapai batas kapasitas setelah beroperasi selama 34 tahun, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius bagi pemerintah daerah terkait keberlanjutan pengelolaan sampah.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, Taufik, menjelaskan bahwa TPA Bekotok tidak lagi dapat menjadi solusi tunggal untuk menampung seluruh timbunan sampah. Lonjakan penduduk dan meningkatnya aktivitas ekonomi membuat beban TPA semakin berat.
Data DLHK menunjukkan jumlah penduduk Kukar telah melampaui 800 ribu jiwa, dengan rata-rata produksi sampah per orang mencapai 0,49 kilogram per hari. Jika dihitung, total timbunan sampah tahunan bisa melampaui 144 ribu ton, menegaskan bahwa kapasitas TPA Bekotok berada di ambang kritis.
“Kondisi ini menimbulkan persoalan serius yang harus segera kita tangani. Kita tidak bisa terus menimbun semua sampah di TPA Bekotok Kukar,” tegas Taufik saat membuka kegiatan Aksi Nyata Kelola Sampah di Kantor DLHK Kukar, Selasa (30/9/2025), menyoroti urgensi pengelolaan sampah dari sumbernya.
Ia menekankan, pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga dengan langkah sederhana, seperti memilah sampah organik dan anorganik, serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya, ketika membeli makanan dengan wadah plastik, warga diminta menyimpan dan mengelolanya dengan baik.
“Simpan dan kelola dengan baik. Jangan dibuang sembarangan karena akan menambah beban TPA,” tambah Taufik, menekankan pentingnya kesadaran individu dalam mengurangi timbunan sampah.
Taufik juga menekankan peran strategis perempuan dalam gerakan ini. Kaum ibu, terutama dari organisasi Dharma Wanita dan PKK, diharapkan menjadi teladan di lingkungan masing-masing, mendorong perubahan kebiasaan, dan mengingatkan warga yang masih membuang sampah sembarangan.
Kolaborasi antara DLHK Kukar, PKK, dan Dharma Wanita Persatuan diharapkan membangun kesadaran masyarakat secara berkelanjutan. Taufik menegaskan, gerakan ini tidak boleh berhenti pada acara seremoni, melainkan harus diterapkan di setiap desa dan kelurahan untuk hasil yang nyata.
Pemerintah juga mendorong pendekatan reduce, reuse, recycle, sekaligus mengembangkan bank sampah dan komposting rumah tangga. Program edukasi lingkungan digencarkan untuk memperkuat peran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan mendukung target zerowaste di Kutai Kartanegara.
Taufik optimistis, jika masyarakat mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan, target Kabupaten Kutai Kartanegara yang bersih, sehat, dan bebas sampah bisa tercapai. Ia mengingatkan bahwa masa depan TPA Bekotok sangat bergantung pada perilaku warga hari ini, sehingga kesadaran individu menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah jangka panjang.
Adv/DLHK kukar

