
Mediasiutama, KUTAI KARTANEGARA – Komitmen perempuan dalam menjaga kelestarian lingkungan kini semakin nyata di lingkup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara. Dharma Wanita (DW) DLHK Kukar mengambil langkah kreatif dengan memanfaatkan ruang kosong bekas studio radio milik dinas tersebut menjadi sekretariat organisasi.
Langkah sederhana namun bermakna ini menjadi simbol pergerakan DW DLHK Kukar yang semakin aktif menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan, terutama di kalangan perempuan ASN dan keluarga besar DLHK. Di bawah kepemimpinan Eka Yuyun Slamet Hadiraharjo, organisasi ini terus berinovasi dalam kegiatan bertema lingkungan yang menyentuh aspek keseharian.
Kepala Sub Bagian Umum dan Ketatalaksanaan DLHK Kukar, Lastry Yundari, menjelaskan bahwa pemanfaatan ruangan tersebut berawal dari keinginan agar fasilitas kantor tidak terbengkalai dan tetap produktif untuk kegiatan positif.
“Radio milik DLHK saat ini belum aktif karena masih terkendala perpanjangan izin siaran dan beberapa hal teknis lainnya,” tutur Lastry saat dikonfirmasi media ini.
Ia menambahkan, daripada dibiarkan kosong, Ketua Dharma Wanita DLHK Kukar berinisiatif untuk menjadikan ruangan tersebut sebagai pusat kegiatan sekaligus sekretariat organisasi yang dapat digunakan untuk koordinasi dan berbagai kegiatan sosial-lingkungan.
“Daripada kosong, ibu ketua Dharma Wanita DLHK berinisiatif memanfaatkan ruangan itu sebagai sekretariat DW,” jelas Lastry.
Menurutnya, sekretariat baru ini akan menjadi wadah strategis untuk memperkuat peran perempuan dalam mendukung program lingkungan, termasuk kampanye pengelolaan sampah dan penghijauan di kawasan kantor DLHK. Selain itu, DW DLHK juga aktif mengadakan workshop dan kegiatan edukatif tentang pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat.
“Dalam waktu dekat, DW mau bikin taman dari barang bekas, lokasinya di halaman kantor,” imbuh Lastry.
Ia menilai kegiatan tersebut bukan hanya untuk mempercantik area kantor, tetapi juga menjadi sarana edukasi praktis tentang pentingnya daur ulang dan pemanfaatan ulang barang bekas yang sering terbuang percuma.
Sementara itu, Ketua DW DLHK Kukar, Eka Yuyun Slamet Hadiraharjo, menuturkan bahwa gerakan kecil seperti ini diharapkan bisa menjadi pemicu munculnya kesadaran lingkungan yang lebih luas di masyarakat, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga dan anggota Dharma Wanita di berbagai instansi.
“Sampah rumah tangga seringkali terabaikan padahal jumlahnya cukup besar. Dengan pemahaman dan keterampilan sederhana, pengelolaan sampah bisa dilakukan sejak dari sumbernya,” ujar Eka Yuyun dalam sebuah workshop pengelolaan sampah belum lama ini.
Ia menegaskan, perubahan besar selalu berawal dari hal kecil. Karena itu, DW DLHK terus mendorong masyarakat untuk mulai dari tindakan sederhana seperti memilah sampah organik dan anorganik, mengelola minyak jelantah, hingga membuat kompos di rumah.
“Kalau pengelolaan sampah sudah menjadi budaya, maka persoalan sampah bisa lebih terkendali,” katanya menegaskan.
Langkah yang diambil DW DLHK Kukar ini menunjukkan bahwa gerakan menjaga lingkungan tidak selalu membutuhkan proyek besar atau anggaran tinggi. Dari sebuah ruangan kosong yang disulap menjadi sekretariat, semangat perubahan bisa lahir dan berkembang menjadi gerakan kolektif menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Inisiatif tersebut juga sejalan dengan visi besar DLHK Kukar dalam mewujudkan tata kelola lingkungan yang partisipatif dan berkeadilan, di mana setiap individu, terutama perempuan, memiliki peran penting dalam menjaga bumi tetap hijau dan sehat.
Adv/DLHK kukar

