Mediasiutama.com, Tenggarong – Ribuan warga memadati jalan utama Kota Tenggarong pada Jumat (24/10) dalam semarak pawai ta’aruf Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-46 tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Kegiatan yang dimulai dari depan Kedaton Kutai Kartanegara ini bukan sekadar pawai seremonial, tetapi menjadi momentum kebersamaan dan penguatan nilai-nilai religius di Bumi Etam.
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, dalam sambutannya menegaskan bahwa antusiasme masyarakat mencerminkan keberhasilan Gerakan Kukar Mengaji yang telah berjalan sejak tahun 2021.
“Pawai ini menunjukkan semangat masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai Al-Qur’an. Ini bagian dari perjalanan panjang membumikan syiar Islam di Kukar,” ujarnya.
Dari sisi kelembagaan keagamaan, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kutai Kartanegara, H. M. Arifin, menilai bahwa pawai ta’aruf dan pelaksanaan MTQ menjadi instrumen penting dalam memperkuat pembinaan keagamaan di daerah.
“Kemenag melihat MTQ bukan hanya lomba seni membaca Al-Qur’an, tapi juga bentuk nyata pembinaan moral dan spiritual masyarakat. Ini ajang untuk meneguhkan semangat moderasi beragama yang damai dan produktif,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pengadilan Agama (PA) Tenggarong, Drs. H. Muhammad Yusuf, M.H., menilai kegiatan MTQ sebagai manifestasi nilai-nilai Al-Qur’an yang sejalan dengan visi lembaganya dalam membangun keluarga sakinah.
“Melalui MTQ dan kegiatan syiar seperti ini, kami melihat adanya dorongan kuat masyarakat untuk hidup berlandaskan Al-Qur’an. Ini sangat relevan dengan misi Pengadilan Agama dalam membina ketahanan keluarga melalui nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga berharap kegiatan MTQ dapat menjadi ruang edukatif bagi generasi muda untuk memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur’an serta memperkuat karakter Qurani.
“Generasi Qurani adalah benteng moral bangsa. MTQ menjadi wadah untuk menumbuhkan itu,” tambahnya.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, Kemenag, dan Pengadilan Agama, MTQ Kukar ke-46 diharapkan tak hanya menjadi ajang kompetisi keagamaan, tetapi juga ruang konsolidasi spiritual dan sosial masyarakat.
Semangat kebersamaan yang lahir dari kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai Al-Qur’an terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Kutai Kartanegara.(Yuliana W)
