Mediasiutama.com, Kukar – Warga kota Tenggarong bakal dihibur dengan pergelaran Pawai Pembangunan dan Budaya pada Sabtu, (19/8/2023) besok.
Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin mengajak seluruh masyarakat Kukar untuk ikut berpartisipasi memeriahkan pawai tersebut.
Pawai Pembangunan dan Budaya ini mengusung tema Kukar Idaman Untuk Indonesia yang merupakan rangkaian kegiatan Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Adapun rutenya dimulai dari Jalan KH Ahmad Muksin yang titik awalnya di Jembatan Repo Repo – Jalan Robert Wolter Monginsidi – dan di finish Taman Kota Raja (TKR).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar melalui Sekretariat Daerah (Setda) pun telah mengeluarkan Surat Edaran (SE).
SE tersebut bernomor: B-1924/PROKOM/003.1/08/2023 perihal Partisipasi Pawai Pembangunan dancBudaya Dalam Rangka Peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia.
Surat ini ditujukan kepada seluruh perangkat daerah Kukar, 20 kecamatan, Perseroda/BUMN, paguyuban, sekolah SD/SMP/SMA, organisasi kepemudaan, keagamaan dan organisasi wanita se-Kukar.
“Semuanya untuk ikut berpartisipasi dan memeriahkan kegiatan pawai pembangunan dan budaya Kukar Idaman Untuk Indonesia,” kata Rendi.
Sejumlah ketentuan telah ditetapkan untuk memeriahkan pawai ini agar sesuai dengan Kutai Kartanegara dan HUT ke-78 RI.
Seluruh OPD, Kecamatan, Perseroda/BUMD agar menampilkan dekorasi atau kendaraan hias dengan tema keberhasilan pembangunan ataupun inovasi yang telah dilakukan.
Untuk kecamatan, selain menampilkan tema keberhasilan pembangunan ataupun inovasi yang telah dilakukan, juga dapat menampilkan atraksi budaya menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing kecamatan.
Selanjutnya, paguyuban, sekolah SD/SMP/SMA, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan dan organisasi wanita akan menampilkan tema HUT ke-78 RI, yakni Terus Melaju Untuk Indonesia Maju, dan sub tema pawai Kukar Idaman Untuk Indonesia.
Kata Rendi, setiap perwakilan akan mengirim 50 orang peserta pejalan kaki. Hal ini untuk efesiensi waktu pelaksanaan pawai, karena peserta pejalan kaki merupakan satu kesatuan dengan kendaraan hias.
“Peserta pawai dipersilakan menampilkan atraksi seni dan budaya yang menghibur, dan tidak monoton di depan Tribun Kehormatan dengan waktu tidak lebih dari dua menit,” jelas Rendi Solihin. (*)