December 8, 2024

Pasar Segiri Samarinda Kota

Mediasiutama.com, Samarinda – Memasuki akhir tahun 2022, inflasi kian menimpa hampir di seluruh belahan dunia, terkhusus Indonesia. Namun, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur atau Kaltim. Terkendali, berada di bawah inflasi nasional dan di bawah rata-rata histroris inflasi Desember pada tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, Ricky P Gozali melalui siaran persnya menyebut, periode Desember 2022, Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,23 persen (mtm) atau 5,35 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 0,66 persen (mtm) atau 5,51 persen (yoy).

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, capaian inflasi disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Tekanan inflasi tersebut tertahan di tengah deflasi kelompok transportasi.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami peningkatan harga, namun tidak setinggi prediksi sebelumnya. Kata dia, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya dengan capaian inflasi 0,05 persen (mtm).

“Peningkatan harga utamanya terjadi pada komoditas cabai rawit, beras, tomat, dan telur ayam ras,” ungkapnya, pada Senin (2/1/2022).

Ia menambahkan, peningkatan harga pada komoditas harga pangan seiring dengan tingginya permintaan. Untuk menyambut Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Selain itu, peningkatan harga pangan khususnya komoditas hortikultura didorong oleh seasonal curah hujan yang tinggi dan selesainya puncak panen.

“Tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga pada kelompok transportasi,” kutipnya.

Kelompok transportasi, jelas Ricky, mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (mtm), lebih dalam dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm).

“Penurunan harga tersebut disebabkan oleh pembukaan beberapa rute penerbangan dari dan ke daerah Kaltim,” bebernya.

Lanjut dia, capaian deflasi kelompok transportasi juga disebabkan oleh normalisasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM, terhadap beberapa komoditas pada kelompok transportasi.

TPID se-Kaltim, terus berupaya melakukan optimalisasi program pengendalian inflasi. Untuk terus mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan, melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Di samping itu, telah dilaksanakan penyerahan bantuan sosial dan pelepasan operasi pasar sebagai bentuk realisasi Dana Transfer Umum (DTU) senilai Rp 40 miliar.

Penguatan komunikasi efektif juga terus digencarkan antara lain melalui koordinasi high level, koordinasi teknis, serta sosialisasi dan implementasi gerakan tanam cabai di pekarangan kepada masyarakat Kaltim.

“Inflasi yang terkendali diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang sejahtera,” tandasnya.(*)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *