Mediasiutama.com, Tenggarong – Masyarakat Dayak Kenyah di Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, baru saja merayakan tradisi Uman Jenai Tiga Tawai Lepoq Tukung. Tradisi ini merupakan wujud syukur atas hasil panen padi yang berlimpah dan juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Uman Jenai diawali dengan berbagai ritual adat, seperti tepung tawar, menari bersama, dan menyantap ubak (kue tradisional). Ritual ini bertujuan untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang berlimpah dan memohon keselamatan serta kelancaran dalam kehidupan.
“Uman Jenai merupakan wujud rasa syukur kami kepada Tuhan atas hasil panen padi yang berlimpah,” kata Arianto, S.Sos.,M.Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, saat menghadiri acara Uman Jenai, Sabtu (20/1/2024).
Selain itu, Uman Jenai juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar sesama masyarakat Dayak Kenyah.
“Tradisi ini menjadi momen bagi masyarakat untuk berkumpul dan bersyukur bersama atas hasil panen yang mereka dapatkan,” ujarnya.
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi para kepala adat dan tokoh masyarakat Dayak Kenyah yang terus melestarikan adat istiadat budaya.
“Saya bangga tradisi budaya leluhur dari generasi ke generasi terus terpelihara dengan baik, menjadi daya tarik dan membawa nilai tambah yang berdampak ekonomis bagi masyarakat,” kata Edi.
Edi menambahkan, setiap event adat di Tabang selalu memberikan kontribusi bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sekitar kecamatan.
“Saya juga berterima kasih kepada ibu-ibu di Tabang yang sudah menyampaikan aspirasi mereka. Ini menjadi kekuatan untuk melestarikan tradisi dan menyesuaikannya dengan perkembangan saat ini,” ujarnya.
Terakhir, Edi menegaskan, kebijakan pemerintah akan selalu menguntungkan dan mensejahterakan rakyat.
Adv/DPMD Kukar
