
Mediasiutama, Tenggarong – Foma, sebuah brand aksesoris handmade yang digagas oleh Marina Khopipah, kini menjadi sorotan sebagai usaha kreatif yang menggabungkan kualitas tinggi dan desain yang timeless. Didirikan dengan visi untuk memberikan aksesoris unik dan personal kepada perempuan, Foma menawarkan produk-produk dengan desain yang tak hanya menarik, tetapi juga eksklusif.
“Foma adalah bisnis yang kami kelola dengan semangat anak muda. Kami menargetkan perempuan sebagai audiens utama karena kami percaya bahwa aksesoris memiliki peran besar dalam menunjang gaya hidup mereka. Semua produk Foma adalah aksesoris handmade yang kami buat sendiri, sehingga setiap item adalah limited edition,” ujar Marina Khopipah, owner Foma.
Produk-produk yang dijual oleh Foma meliputi berbagai pilihan aksesoris yang cocok digunakan sehari-hari maupun sebagai hadiah spesial. Beberapa produk unggulan Foma antara lain scrunchie mini dan medium, headband, keychain, hairclip, hingga souvenir yang bisa disesuaikan dengan permintaan.
Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 25.000 per item, Foma menawarkan kualitas dan gaya yang tidak kalah dengan brand besar.
“Keunggulan utama Foma adalah pada kualitas dan desain yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga timeless. Kami membuat aksesoris dengan bahan pilihan dan desain yang unik, sehingga pembeli merasa memiliki barang yang berbeda dan tidak akan ditemukan di tempat lain,” tambah Marina.
Produk Unggulan Foma:
Scrunchie mini dan medium (Rp 3.000 – Rp 15.000)
Headband mini dan medium (Rp 10.000 – Rp 20.000)
Scrunchie bouquet (Rp 25.000)
Souvenir custom
Keychain (Rp 5.000 – Rp 18.000)
Hairclip (Rp 10.000 – Rp 15.000)
Pemasaran yang Kreatif melalui Sosial Media
Untuk memperkenalkan produknya, Foma memanfaatkan kekuatan sosial media sebagai platform utama pemasaran. Dengan mengemas konten yang estetis dan menarik, Foma berhasil menarik perhatian banyak pelanggan, terutama di kalangan anak muda dan perempuan yang gemar tampil stylish. Tidak jarang, pelanggan yang puas membagikan pengalaman mereka melalui Instagram story atau feed, memberikan testimoni positif yang secara tidak langsung memperluas jangkauan pasar.
“Kami sangat mengandalkan media sosial untuk pemasaran. Kami juga bekerja sama dengan beberapa influencer lokal di Tenggarong untuk memperluas audiens dan memperkenalkan produk kami lebih luas lagi. Setiap pelanggan yang membeli produk kami sering membagikannya di sosial media mereka, ini membantu kami mendapatkan lebih banyak feedback dan promosi secara organik,” kata Marina.
Sebagai usaha yang baru berkembang, Marina berharap Foma dapat terus berinovasi dan berkembang seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat. Dengan produk handmade yang berkualitas, Foma ingin memberikan kontribusi positif dalam dunia ekonomi kreatif, khususnya untuk anak muda di Tenggarong.
“Harapan saya untuk UMKM Foma adalah agar kami bisa terus berkembang, berinovasi, dan menjadi salah satu usaha yang bisa memberi dampak positif, baik untuk pelanggan maupun perekonomian lokal. Semoga ke depan kami bisa menjadi bagian dari ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Dengan semangat inovasi dan kualitas yang konsisten, Foma berkomitmen untuk terus hadir di pasar aksesoris dengan produk-produk eksklusif yang mengutamakan kenyamanan dan keunikan bagi para konsumennya. Sebuah contoh bagaimana usaha kecil yang digerakkan oleh kreativitas anak muda dapat berkembang dan memberi dampak positif bagi masyarakat.
“Kami ingin Foma menjadi brand yang tidak hanya dikenal karena kualitas produknya, tetapi juga karena kreativitas dan semangat inovasi yang kami bawa,” tutupnya.
Adv/UMKM KUKAR